Lagu anak PAUD TK, Lagu pembelajaran PAUD

Tampilkan postingan dengan label Dongeng Anak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dongeng Anak. Tampilkan semua postingan

Jumat, 01 Juli 2016

TERNYATA MENDONGENG ITU SEDERHANA TAPI MANFAATNYA LUAR BIASA

PAUD-Anakbermainbelajar--Bunda/pendidik-Guru TK-PAUD sekalian, jangan pernah bosan-bosannya mendongeng/bercerita untuk anak di lembaga PAUD Kita. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam berbagai kesempatan, baik terintergrasi dalam program pembelajaran maupun disaat-saat santai ketika anak sedang menikmati waktu istirahatnya.

Tahukah bunda-Ternyata  Mendongeng 20 menit untuk anak usia 2-6 tahun sama dgn anak belajar selama seminggu, dengan penanaman nilai-nilai budi pekerti yang baik, dan membentuk karakter anak yang mandiri dan kreativ.

Apakah mendongeng/bercerita itu sulit ?

Mengdongeng dan bercerita tidaklah sesulit yang kita pikirkan jika kita ingin melakukannya dengan sederhana, artinya kita tidaklah perlu untuk mendongeng dengan hebat dan menjadi seperti pendongeng-pendongeng yang sudah terkenal itu. Cukuplah dengan mendongeng hingga membuat anak tetarik dan memperhatikan dongeng kita dan anak memahami nilai dan jalannya cerita tersebut. 

Berikut ini penulis uraikan ringkasan tentang teori atau cara bercerita yang dapat dilakukan dengan mudah di lembaga-lembaga PAUD kita.

Metode Bercerita

Kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan suatu pesan, informasi atau sebuah dongeng belaka, yang bisa dilakukan secara lisan atau tertulis.

Cara penuturan cerita tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat peraga atau tanpa alat peraga.

Tujuan Metode Bercerita
  1. Mengembangkan kemampuan berbahasa anak; menyimak (listening), berbicara (speaking), menambah kosakata.
  2. Mengembangka kemampuan berpikir anak
  3. Menanamkan pesan-pesan moral
  4. Mengembangkan kepekaan sosial-emosional anak
  5. Melatih daya inga/memori anak
  6. Mengembangkan potensi kreatif anak

Bentuk-bentuk Metode Bercerita

1. Bercerita tanpa alat peraga.
Guru dapat mendongeng atau bercerita tanpa menggunakan alat atau media yang diperagakannya, ini hanya menggunakan media verbal seperti kita mengajar sehari-hari.

2. Bercerita dengan alat peraga.
Bercerita dengan alat peraga terdiri dari 3 cara yaitu;

1. Bercerita dengan alat peraga langsung
Menggunakan alat peraga asli : benda mati/hidup seperti alat rumah tangga, tanaman, binatang dll.

2. Bercerita dengan alat peraga tidak langsung
Menggunakan alat peraga buka asli/tiruan : terbuat dari kertas, kayu atau plastik seperti binatang tiruan, buah tiruan, orang tiruan.

Bentuk bercerita dengan alat peraga tidak langsung;
  • Bercerita dengan menggunakan gambar
  • Bercerita dengan menggunakan buku cerita
  • Bercerita dengan menggunakan papan flanel
  • Bercerita dengan menggunakan boneka
  • Bercerita dengan menggunakan OHP dan plastik transparan
  • Bercerita dengan Proyektor/tayangan LCD

3. Bercerita dengan memvariasikan alat peraga langsung dan tidak langsung.
Kegiatan ini menggabungan dan memvariasikan alat peraga langsung dan tidak langsung dalam kegiatan mendongeng-bercerita.

Mendongeng/Bercerita dengan alat peraga


Cara Mendongeng atau bercerita dengan alat Peraga :
Berikut ini ringkasan cara mendongeng atau bercerita dengan alat peraga yang baik dan benar :

1. READ A STORY - READ ALOUD STORY
  • Bacalah terlebih dahulu sebelum dibacakan didepan anak-anak
  • pastikan tempat duduk didepan agar dapat dilihat dari berbagai arah
  • Sampaikan tata tertib selama mendengar cerita
  • jangan terpaku pada buku perhatikan juga reaksi anak-anak  pada saat membacakan buku
  • Sebutkan identitas buku, seperti judul dan pengarang supaya anak-anak belajar menghargai karya orang lain
  • Pegang buku disamping kiri bahu, bersikap tegak lurus ke depan
  • bacalah dengan lambat dengan kualitas tutur yang lebih dramatis daripada penuturan biasanya
  • Saat tangan kanan menunjuk gambar, arah pehatian disesuaikan dengan urutan cerita
  • Tetaplah bercerita pada saat tangan membuka halaman berikutnya
  • pada bagian-bagian tertentu, berhentilah sejenak untuk memberikan komentar, atau untuk memberikan kesempatan anak berkomentar
  • perhatikan semua anak dan berusahalah untuk menjalin kontak mata dengan mereka, cek apakah mereka masih berminat menyimak cerita atau sudah mulai menujukkan kebosanan
  • sering-seringlah berhenti untuk menunjukkan gambar-gambar dalam buku pada anak, dan pastikan semua anak dapat melihat gambar tersebut
  • Pastikan semua jari selalu dalam posisi siap untuk membuka halaman selanjutnya
  • lakukan pembacaan sesuai rentang atensi anak. Jangan bercerita lebih dari 10 menit
  • libatkan anak dalam cerita supaya terjalin komunikasi multiarah.

2. BONEKA (Boneka gagang, tempel, gantung dan tangan)
  • Jarak boneka tidak terlalu dekat dengan mulut pencerita
  • Maksimalkan latar pada bgian depan dan belakang, bagian depan depan diisi dengan hiasan kecil yang menyerupai wujud asli, seperti rumput, bunga-bunga kecil dan bagian belakang diisi dengan gambar-gambaryang relatif permanen seperti gunung rumah-rumahan, gedung, gua, sawah atau hutan. Dapat dilengkapi pula dengan hiasan hidup seperti daun dan ranting
  • Tutup bagian depan dan bawah dengan kain, kayu atau gambar bagian depan bawah berfungsi sebagai penutup gerak pencerita sehingga perhatian anak dapat tertuju sepenuhnya pada panggung dan boneka.
  • Jika memungkinkan, sediakan peralatan tambahan seperti tape recorder. Jika memungkinkan pula, hadirkan musik pengiring lagu   yang dapat dimanfaatkan ketika tokoh menyanyikan lagu bersama anak.
  • Sandiwara boneka dangan panggung memerlukan dua orang. Satu sebagai pencerita utama, satu sebagai pencerita pendukung yang merangkap sebagi operator musik
  • Manfaatkan musik pengiring dan penegas (disamping musik pembuka dan penutup) untuk menghidupkan latar cerita, sekaligus sebagai pembangkit suasana dramatik
3. PERAGA GAMBAR (gambar seri, lepas, gambar planel)
  • Pilihlah gambar yang bagus sesuai isi cerita berukuran agak besar, dicetak dalam kertas relatif tebal, memiliki tata warna yang indah dan menarik,
  • Urutkan gambar terlebih dahulu, kuasai dengan baik detail cerita yang dikandungi oleh gambar dalam setiap lembarnya
  • Perlihatkan gambar pada anak secara merata sambil terus bercerita, gambar harus selalu menghadap anak.
  • Sinkronkan cerita dengan gambar, hati-hati jangan salah mengambil gambar
  • Gambar dalam posisi kiri atau di dada, dan tidak menutup wajah guru
  • Jika perlu gunakan telunjuk untuk menunjukkan objek tertentu dalam gambar demi kejelasan seperti menunjuk gambar binatang, pohon, atau benda lain.
  • Sambil bercerita, perhatikanlah reaksi anak, amati apakah mereka memperhatikan gambar atau tidak.
  • 4. MENDONGENG DENGAN PAPAN PLANEL
  • Siapkan gambar sesuai dengan cerita. Buatlah gambar semenarik mungkin
  • Tempelkan gambar tersebut pada papn planel tepat ditengah anak, agar terlihat semua anak
  • Siapkan alat penunjuk gambar, dan manfaatkan sebagai pemandu cerita
  • Setiap mulai bercerita, jangan salah menyebutkan nama tokoh dan menunjukkannya pada gambar
  • Setelah digunakan, gambar yang telah diceritakan segera dilipat ke belakang atau ditumpuk dengan rapi
  • Sesekali adakan dialog dengan anak-anak
  • Libatkan anak dalam penghayatan karkter tokoh dengan cara menirukan arakter bersama-sama mereka
  • Tambahkan lagu-lagu jika perlu agar tercipta suasana senang dan  gembira
  • Pastin anak-anak tetap memperhatikan gambar dan ekspresi guru dengan baik
  • Apabila ada waktu dan dipandang perlu, susun kembali gambar di papan planel, dan mintalah anak-anak untuk menceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri

INDIKATOR KEGAGALAN DALAM BERCERITA
  • Anak-anak gaduh, kurang memperhatikan, memiliki kesibukan sendiri, sibuk berbicara dengan teman, atau tidak menghiraukan guru
  • Anak-anak terlalu tegang, menangis ketakutan, berekasi terlalu berlebihan
  • Anak-anak memberikan reaksi verbal yang berisi penolakan
  • Anak-anak terlihat berpikir terlalu keras, terlihat tidak santai dan akhirnya jenuh
  • Anak-anak melihat kepada guru, diam ketika guru bercerita, tetapi tidak dapat menjawab pertanyaan cerita, serta tidak mampu memberikan tanggapan apa-apa
  • Anak-anak keluar ruangan, melepaska diri dari arena cerita,berjalan-jaln, mengganggu teman. Sesekali melihat kepada guru kemudian ke aktivitas semula

MASALAH-MASALAH DALAM CERITA DAN MALPRAKTEK BERCERITA
  • Cerita Tuna Makna
  • Interpolasi dan Korupsi Berlebihan adaptasi yg akibatkan
  • Improvisasi Lepas Konteks
  • Efek Imitasi Negatif Cerita
  • Imajinasi Tak Terkendali.
Demikian ringkasan cara mendongeng atau bercerita yang mudah dan benar untuk PAUD, smoga brmanfaat. terimakasih.
Share:

Selasa, 02 Juni 2015

LOMBA MENULIS CERITA RAKYAT UNTUK ANAK

Bunda--sekalian, yang punya bakat, kemampuan dan mungkin yang senang tulis menulis cerita, atau siapa tau ada yang punya cerita rakyat di daerahnya yang sering diceritakan buat anak-anak di PAUD tapi belum pernah dipublikasikan dalam bentuk cetak secara nasional, nah berikut ini ada kesempatan untuk mengikut sertakan cerita atau kisahnya itu sebuah lomba Penulisan cerita rakyat untuk anak sebagai berikut :

Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyelenggarakan Lomba Penulisan Cerita Rakyat. Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kreativitas bercerita di kalangan masyarakat dalam rangka melindungi kekayaan budaya.

Melalui kegiatan ini diharapkan dapat terdokumentasi cerita-cerita rakyat dan tertanam nilai-nilai budaya sehingga nilai-nilai tersebut teraplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Lomba dengan tema “Cerita Rakyat sebagai Wahana Pembangunan Karakter Bangsa” berupa penulisan kembali cerita rakyat yang bersumber pada cerita rakyat Indonesia dengan versi penulis, baik dalam jenis mite, legenda, maupun dongeng. Lomba ini dibagi dalam dua kategori, yakni:
  1. Cerita rakyat untuk anak
  2. Cerita rakyat untuk umum

Ketentuan Umum:
Naskah cerita merupakan penulisan kembali karya orisinal perorangan yang belum pernah dipublikasikan dan bersumber pada cerita rakyat Indonesia.
Memfollow akun twitter @budayasaya dan fanspage FB kebudayaanindonesia
Cerita rakyat yang ditulis kembali diharapkan diambil dari cerita rakyat yang selama ini belum banyak digali.

Setiap peserta hanya dapat mengirimkan naskah 1(satu) judul.
Panjang naskah terdiri atas 10.000–15.000 karakter (10–15 halaman) tanpa gambar/ilustrasi.
Naskah diketik di atas kertas A4, Times New Roman 12, spasi 1,5, margin kiri 4 cm, kanan 3 cm, atas 3 cm, dan bawah 3 cm.

Judul cerita bebas dan sesuai dengan inti cerita dan tema lomba. Cerita tidak mengandung SARA, pornografi, dan kekerasan.
Pendaftaran lomba dimulai tanggal 10 Juni 2015 dan ditutup tanggal 20 Agustus 2015 (stempel pos/jasa Kurir)
Naskah yang dilombakan menjadi milik Direktorat Internalisasi Nilai dan DiplomasiBudaya, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta hak cipta tetap pada pengarang. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat.

Naskah dan fotokopi KTP/Kartu Pelajar peserta dikirim dalam bentuk softcopy ke alamat email kekayaanbudaya@gmail.com atau hardcopy ke alamat: Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Kompleks Kemdikbud Gedung E Lantai 10. Jl. Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta Pusat. Telepon: (021) 5725047/5725564.

Hadiah Pemenang baik untuk kategori cerita rakyat untuk anak maupun cerita rakyat untuk umum yaitu:
Juara I sebesar Rp. 30.000.000 (tiga puluh juta rupiah),
Juara II sebesar Rp. 20.000.000 (dua puluh juta rupiah),
Juara III sebesar Rp. 15.000.000 (lima belas juta rupiah),
Harapan I sebesar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah),
Harapan II sebesar Rp. 7.500.000 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah),
Harapan III sebesar Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah),
Enam hadiah hiburan masing-masing sebesar Rp. 2.000.000 (dua juta rupiah).

Ketentuan Khusus:
Pajak hadiah ditanggung pemenang
Dua belas finalis dari dua kategori diundang ke Jakarta untuk wawancara

Karya 12 terbaik akan diterbitkan dalam Katalog Pemenang Lomba.
Tim Juri terdiri atas ahli dalam bidang tradisi lisan, akademisi, praktisi, media, dan bahasa.

Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/
Share:

Senin, 18 Mei 2015

DONGENG ANAK : THE UGLY DUNCKLING

Dongeng binatang, dongeng lucu, dongeng anak angsa, dongeng cerita
The Ugly Duckling   (English)

Once upon a time down on an old farm, lived a duck family, and Mother Duck had been sitting on a clutch of new eggs. One day, the eggs hatched and out popped six chirpy ducklings. But one egg was bigger than the others, and it didn't hatch. Mother Duck couldn't remember laying that seventh egg. “How did it get there?” Mother Duck wondered. TOCK! TOCK! The little prisoner was pecking inside his shell.

"Did I count the eggs wrongly?" Mother Duck wondered. But before she had time to think about it, the last egg finally hatched and a strange looking duckling with gray feathers that should have been yellow gazed at a worried mother. The ducklings grew quickly, but Mother Duck had a secret worry.

"I can't understand how this ugly duckling can be one of mine!" she said to herself. She shook her head as she looked at her last born duckling. Well, the gray duckling certainly wasn't pretty. He also ate much more than his brothers and growing faster than them. As the days went by, the poor ugly duckling became more and more unhappy. His brothers didn't want to play with him because he was so clumsy, and all the farmyard folks simply laughed at him. He felt sad and lonely, while Mother Duck did her best to console him. "Poor little ugly duckling!" she would say. "Why are you so different from the others?" And the ugly duckling felt worse than ever. He secretly wept at night. He felt nobody wanted him. "Nobody loves me, they all tease me! Why am I different from my brothers?"Then one day, at sunrise, the poor ugly duckling ran away from the farmyard. He stopped at a pond and began to question all the other birds. "Do you know of any ducklings with gray feathers like mine?" But everyone shook their heads in scorn. "We don't know anyone as ugly as you." The ugly duckling did not lose heart, however, and kept on making inquiries. He went to another pond, where a pair of large geese gave him the same answer to his question. What's more, they warned him: "Don't stay here! Go away! It's dangerous. There are men with guns around here!" The duckling was sorry he had ever left the farmyard.

Then one day, the poor ugly duckling arrived at an old countrywoman's cottage. Thinking he was a stray goose, she caught him. "I'll put this in a hutch. I hope it's a female and lays plenty of eggs!" said the old woman, whose eyesight was poor. But of course, the ugly duckling did not lay a single egg. The hen kept frightening him. "Just wait! If you don't lay eggs, the old woman will wring your neck and pop you into the pot!" And the cat chipped in: "Hee! Hee! I hope the woman cooks you, then I can gnaw at your bones!" The poor ugly duckling was so scared that he lost his appetite, though the old woman kept stuffing him with food and grumbling: "If you won't lay eggs, at least hurry up and get plump!"

"Oh, dear me!" moaned the now terrified duckling. "I'll die of fright first! And I did so hope someone would love me!"

Then one night, the old woman left the hutch door ajar, and the poor ugly duckling escaped. Once again he was all alone. He fled as far away as he could, and at dawn, he found himself in a thick bed of reeds. "If nobody wants me, I'll hide here forever." There was plenty of food there, and the poor ugly duckling began to feel a little happier, even though he was lonely. One day at sunrise, he saw a group of beautiful birds flying overhead. White, with long slender necks, yellow beaks and large wings, they were migrating south.

"If only I could look like them, just for a day!" said the duckling, admiringly. Winter came and the water in the reed bed froze. The poor duckling left home to seek food in the snow. He dropped exhausted to the ground, but a farmer found him and put him in his big jacket pocket. "I'll take him home to my children. They'll look after him. Poor thing, he's frozen!" The duckling was showered with kindly care at the farmer's house. In this way, the ugly duckling was able to survive the bitterly cold winter.

However, by springtime, he had grown so big that the farmer decided: "I'll set him free by the pond!" That was when the duckling saw himself mirrored in the water. "Goodness! How I've changed! I hardly recognize myself!" The flight of swans winged north again and glided on to the pond. When the duckling saw them, he realized that he was one of their kind and they made friends.

"We're swans like you!" they said, warmly. "Where have you been hiding?"

"It's a long story," replied the young swan, still astounded. Now, he swam majestically with his fellow swans. One day, he heard children on the river bank exclaim: "Look at that young swan! He's the finest of them all!"

And he almost burst with happiness.

* * *


The Ugly Duckling (Versi Bahasa Indonesia)

Pada suatu musim panas yang indah di pedesaan, seekor Ibu Itik sedang menunggu telur-telurnya menetas. Induk itik sedang mengerami telur-telurnya. Telur-telur itu menetas dan anak-anak itik keluar satu persatu, tapi seekor anak itik berbeda dengan anak itik lainnya. Rupanya buruk sekali. Saudara-saudaranya tidak menyukai anak itik itu. Mereka sering menertawai dan menggigitnya. Anak itik buruk rupa itupun menjauh.

Ketika anak itik yang buruk rupa itu bangun keesokan harinya, ternyata beberapa ekor itik liar sedang mengerumuninya. Itik-itik itu memperingatkan, “Kamu sangat jelek. Jangan mendekati kami.”

Anak itik buruk rupa itu pergi dan bertemu seekor anjing besar. Anjing itu menatap itik buruk rupa, sehingga membuatnya sangat ketakutan. Ia pikir anjing besar itu akan memakannya, tapi anjing besar itu menggelengkan kepala dan pergi. Anak itik buruk rupa berkata, “Aku jelek sekali sampai-sampai anjing besar itu tidak ingin memakanku.”

Hari sudah gelap. Anak itik buruk rupa itu tiba disebuah rumah. Ia kelelahan dan tertidur di depan pintu rumah itu. Keesokan harinya pagi-pagi sekali, seorang perempuan tua membuka pintu. Ia menemukan anak itik itu dan menyuruhnya masuk. Ada seekor ayam betina dan seekor kucing di dalam rumah itu, namun mereka juga tidak menyukai Anak itik buruk rupa itu. Maka anak itik buruk rupa itupun pergi.

Musim gugur tiba. Suatu hari, Anak itik buruk rupa tiba disebuah sungai. Ia melihat beberapa ekor burung putih besar sedang terbang menyeberangi sungai. Burung-burung itu adalah angsa. Mereka sangat cantik. Anak itik buruk rupa itu merasa sangat iri pada mereka.

Musim dingin tiba. Cuaca menjadi semakin bertambah dingin. Sungai membeku. Terjadi sesuatu, Anak itik buruk rupa itu terjebak es di sungai.

Seorang petani menemukan anak itik buruk rupa itu. Dipecahkannya es yang menjebak anak itik itu dan ia membawa anak itik itu pulang. Anak-anak petani itu ingin bermain dengan Anak itik buruk rupa, tapi Anak itik buruk rupa berpikir mereka akan melukainya. Maka Anak itik buruk rupa itupun terbang pergi.

Musim semi tiba. Anak itik buruk rupa itu mendatangi sungai lagi. Ia melihat para angsa yang cantik sedang berenang di sungai. Ia mendatangi mereka dan berkata, “Bunuhlah aku! Aku tidak ingin hidup. Aku terlalu jelek. Aku sama sekali tidak bahagia.” Para angsa itu berkata padanya, “Kamu tidak jelek. Kamu adalah seekor angsa yang cantik.“
“Tidak, kalian menipu aku!” jerit Anak itik buruk rupa itu. “Lihatlah kedalam air. Kamu cantik sekali, sampai-sampai kami tidak bisa menyaingi kamu!” kata para angsa itu.

Anak itik buruk rupa itu melihat kedalam air. Ternyata ia telah berubah menjadi seekor angsa yang cantik. Dan suatu hari, ia mendengar suara anak-anak kecil di tepi sungai berkata, “Lihatlah angsa muda itu! Ia yang terbagus dari semuanya!” Ia pun merasa senang dan bahagia sejak saat itu.

* * *

Sumber:
Dongeng diceritakan juga dalam situs-web antara lain:
http://akucreative.blogspot.com/2010/11/12-ugly-duckling-anak-itik-yang-buruk.html
http://dongengberbahasainggris.blogspot.com/2012/06/ugly-duckling.html
http://gudangnyacerita.blogspot.com/2009/10/ugly-duckling_26.html
http://cerpendandongeng.blogspot.com/2012/06/ugly-duckling.html
http://dongeng-tales.blogspot.com/2010/03/ugly-duckling.html
http://www.thecrowdvoice.com/post/the-ugly-duckling-44677078.html
Share:

Senin, 11 Mei 2015

CERITA DONGENG ANAK - THE UGLY DUCKLING

Cerita dongeng untuk anak dengan judul The Ugly Duckling, yang menceritakan seekor anak bebek beserta induk dan keluarganya.,, Dongeng anak, ..Baca dongeng anak, dongeng PAUD yang sangat asik untuk dibaca bersama anak-anak PAUD. Beragam dongeng cerita anak di Intenet, dongeng lucu, cerita lucu utuk anak. Mendongeng bersama anak-anak paud, dongeng mengasikan, dongeng menarik, cerita lucu, cerita binatang, cerita anak dan binatang lucu, dongeng tentang binatang, dongeng sebelum tidur, dongeng pengantar tidur. yang sangat lucu.

Ikuti dongeng - cerita menarik dari internet, dongeng lucu anak PAUD, cerita kisah dongeng tentang binatang dari hutan.

Baca selengkapnya di dongeng anak !!
Share:

Sabtu, 29 November 2014

CONTOH NASKAH SKENARIO SANDIWARA BONEKA/ PANGGUNG BONEKA

Berikut ini adalah contoh naskah sandiwara boneka atau sandiwara panggung boneka, yang  dapat dimainkan di Taman Kanak-kanak atau di lembaga PAUD. Naskah yang diberi judul "Adoy Sakit Perut" ini, sangat mudah dimainkan, sandiwara ini juga sangat menarik dan komunikatif bagi anak, melibatkan pengembangan kemampuan bahasa anak secara lebih aktif. Silakan bunda, disimak dan langsung dipraktikan saja CONTOH skenario atau naskah di bawah ini.

JUDUL : ADOY SAKIT PERUT 

(PEMBUKAAN, PROLOG DAN PERKENALAN  TOKOH SANDIWARA)

Ibu guru              :  "Assalamu alaikum wr wb."
Anak-anak         :  "Waalaikum salam wr. wb.
Ibu guru              :  "Anak-anak, hari ini kita akan belajar bersama Adoy si boneka tangan yang lucu 
                              (boneka diperlihatkan dan diperkenalkan, siapa yang mau berkenalan?"
 Anak-anak         :   "Saya....saya...saya buuu!!"

(IBU GURU MULAI MEMAINKAN BONEKA YANG BENAMA ODOY, MENGEKSPRESIKAN KARAKTER, MENGINTERPRETASI PERAN, DAN MERUBAH SUARA SESUAI KARAKTER)
Adoy (boneka)    :   "Assalamu alakum, selamat pagi, namaku Adoy, halo teman-teman!"
Anak-anak          :   "Hallo Adoy"
Adoy                   :   "Eh aku sudah pulang sekolah loh, Hmm sekarang aku mau jajan ah di warung depan 
                                sekolah itu."

(BONEKA DIGERAKAN KEARAH KIRI SEOLAH BERJALAN PERGI,  DITURUNKAN, DAN DISEMBUNYIKAN DARI PANDANGAN ANAK-ANAK)

Ibu guru               :   "Adoy tadi lapar dan ingin jajan, dimana Adoy jajan anak-anak?"
Anak-anak          :    "Di warung depan sekolah bu..??"
Ibu guru               :    "Yah, disanakan banyak debunya yah. Sekarang apa yang mau di beli si Adoy ya?

(BONEKA KELUAR LAGI BERGERAK SEOLAH MELIHAT-LIHAT KESANA KEMARI DAN MENUJU KEWARUNG UNTUK JAJAN).

Adoy                   :  Hm, kayanya aku mau beli pisang goreng, deh, eh..tapi kok banyak lalatnya,... ah masa 
                              bodoh yang penting kenyang,"

(BONEKA DIGERAKAN LAGI KEARAH KIRI SEOLAH BERJALAN PERGI,  DITURUNKAN, DAN DISEMBUNYIKAN DARI PANDANGAN ANAK-ANAK)

Ibu guru                :  "Boleh tidak kita beli makan yang banyak dihinggapi lalat anak-anak?"
Anak-anak            :  "Tidak boleh buu, nanti sakit perut ya bu?
Ibu guru                :   "Pintar, kita lanjutkan yah?" 

(BONEKA KELUAR LAGI BERGERAK SEOLAH MELIHAT-LIHAT KESANA KEMARI DAN DIEKSPRESIKAN SEDANG MEMAKAN SESUATU)

Adoy                    :  "Nyam-nyam nyam, hmm enak sekali pisang gorengnya, teman-temana mau enggak?" Enggak mau ya udah aku habisin sendiri aja !!,... tapi eh kok perutku jadi sakit, aduuh, aduhh sakit."   

(BONEKA DITURUNKAN, DAN DISEMBUNYIKAN LAGI DARI PANDANGAN ANAK-ANAK)

Ibu guru                :  "Siapa yang tahu mengapa Adoy sakit perut?"
Anak-anak            :  "Itu bu, jajan pisang goreng yang banyak lalatnya dan Adoy makan tidak membaca 
                                doa dulu Bu."

(BONEKA KELUAR LAGI DIEKSPRESIKAN SEDANG KESAKITAN MEMAGANG PERUTNYA)

Adoy                    :  "Aduh pasti karena pisang goreng itu, uh aku jadi sakit mules sekali, aku engga mau 
                                 lagi jajan sembarangan di warung itu, teman-teman, Adoy mau pulang dulu mau 
                                 minum obat dulu yah, doakan Adoy biar cepat sembuh, dah Assalamu alaikum teman-
                                 teman."
Anak-anak            :   "Waalaikum salam Wr Wb."
Ibu guru                :   "Nah anak-anak tadi kita sudang mendengar kalau Adoy sakit perut karena makan 
                                 pisang goreng yang banyak dihinggapi lalat, dan dia lupa tidak membaca doa 
                                 sebelum memakannya, jadi anak-anak jangan jajan sembarangan yah?"
Anak-anak            :  "Ya buuu."

(SELESAI)

*Catatan: Untuk nama tokoh dan setting TKP bisa disesuaikan dengan kondisi tempat dan daerah masing-masing.

Demikian bunda contoh naskah sekenario sandiwara boneka/panggung boneka yang diberi judul : Adoy Sakit Perut". Semoga contoh sederhana ini dapat bermanfaat. terimakasih. Wassalamm....
Share:
Copyright © ANAK PAUD BERMAIN BELAJAR | Powered by Blogger