Lagu anak PAUD TK, Lagu pembelajaran PAUD

Tampilkan postingan dengan label Permainan Anak usia Dini. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Permainan Anak usia Dini. Tampilkan semua postingan

Rabu, 01 Juni 2016

INILAH DAFTAR GAME BERBAHAYA BAGI ANAK PAUD YANG DIBLOKIR PEMERINTAH

PAUD-Anakbermainbelajar--- Hampir seminggu ini pemberitaan mengenai 15 games online yang diblokir oleh Kemenkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia) bekerja sama dengan Kemdikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan) ramai wara-wiri di dunia maya. Bagi saya yang notabene sebagai orangtua, tentu hal ini menjadi kabar gembira.

Hal ini dipertegas oleh Erlinda, Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melalui perbincangan telepon dengan Mommies Daily. “Bahwa KPAI mendukung pemblokiran sejumlah games oleh Kemendikbud dan Kemenkominfo, dalam rangka menyelamatkan anak-anak Indonesia, karena games tersebut mengandung kekerasan dan pornografi. Ada 22 games yang masuk daftar diblokir, 15 di antaranya sudah diblokir – 7 lainnya dalam proses,” jelas Erliandi.

Berikut ini daftar 15 games online yang resmi diblokir oleh Kemendikbud dan Kemenkominfo:
  1. Grand Theft Auto (GTA)
  2. Mortal Combat
  3. Point Blank
  4. Counter Strike
  5. World of Warcraft
  6. Call of Duty
  7. Cross Fire
  8. War Rock
  9. Future Cop
  10. Carmageddon
  11. Shelshock
  12. Raising Force
  13. Atlantica
  14. Bully
  15. Conflict of Vietnam
Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI kini juga sedang mendesak Kemendikbud untuk aktif mendorong pengerjaan game-game yang ddukatif untuk melawan game-game yang dianggap berbahaya.

KPAI juga mengingatkan agar anak-anak harus dilindungi dari tayangan dan permainan yang merusak dan berdampak buruk bagi perkembangan anak dari segi intelektual maupun spiritual.

Dampak Buruk Kecanduan Game

1. Perilaku Negatif
2. Tidak Peka Sosial
3. Menganggu Kesehatan
4. Gangguan Emosi
5. Mengalami Obsesi
6. Mendorong Ketidakjujuran
7. Tidak Mampu Mengendalikan Diri
8. Mempengaruhi Otak

Sebagian besar dari daftar game versi Kemendikbud adalah game yang telah lama beredar dan peredaran game memang sedari awal telah memiliki rating game sendiri yang bertujuan untuk membatasi dan juga memberi tahu tingkatan dari jenis game tersebut.

Bila pembatasan game pada anak dilakukan dengan cara pemblokiran yang akan menjadi pertanyaan adalah adanya penggunaan rating pada game yang tidak mempunyai fungsi tersendiri?

Lalu bagaimana dengan sinetron remaja yang saat ini berjejalan di televisi? Adegan perkelahian, gank, percintaan dan berbagai tindakan yang tidak patut ditiru melenggang bebas di televisi yang notabene lebih mudah dilihat oleh anak-anak Indonesia.
 
Apa yang bisa kita perbuat?


Ke depannya Erlinda mengingatkan, agar semua elemen masyarakat bisa berperan aktif melaporkan games-games yang disinyalir mengandung unsur kekerasan, pornografi  atau unsur lainnya yang tidak pantas untuk dikonsumsi oleh anak-anak. Caranya? Mommies bisa memanfaatkan aplikasi Pandawa Care (Perlindungan Anak dan Keluarga Indonesia)  – yang saat ini untuk sementara bisa diunduh di Google Play, dan menyusul untuk iOS.

Aplikasi ini tidak hanya untuk pengaduan games-games yang tidak layak konsumsi untuk anak-anak, tapi juga bisa digunakan si anak itu sendiri untuk melaporkan kejadian yang sedang mengancam keselamatan dirinya. Caranya dengan menekan “panic button” yang secara otomatis bisa terhubung dengan nomor-nomor keluarga dari si anak. 


Sumber
www.harianbernas.com/berita-15093-Inilah-Daftar-15-Game-Berbahaya
suryamalang.tribunnews.com/.../video-inilah-daftar-15-game-berbahaya-..
Share:

Sabtu, 02 April 2016

CARA PENGELOLAAN KELAS MENURUT KURIKULUM 2013 PAUD

PAUD-AnakBermainBelajar---Bunda, pengelola dan pendidik di lembaga-lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) harus menyadari bahwa pengelolaan kelas merupakan salah satu hal terpenting dalam proses kegiatan di Lembaga PAUD kita, kelancaran proses pembelajaran juga sangat tergantung pada kondisi dan pengelolaan kelas yang dilakukan. Berikut ini ringkasan tentang cara atau prinsip-prinsip dalam pengelolaan kelas menurut kurikulum 2013 PAUD yang harus kita perhatikan:
http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/
Pengertian pengelolaan Kelas:

Pengelolaan kelas adalah Serangkaian langkah kegiatan pengelolaan kelas agar proses pembelajaran berlangsung efektif dan efesien.

Prinsip-prinsip Penataan Kelas:
  1. Aman
  2. Nyaman
  3. Ruang bereksplorasi
  4. berinteraksi dengan  lingkungannya
  5. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak
  6. Memperhatikan karakteristik anak, kemampuan anak,latar belakang keluarga, lingkungan bermain dan budaya setempat.
  7. Mendukung kegiatan main sendiri, kelompok kecil, dan kelompok besar
  8. Mengembangkan kemandirian.
  9. Mengembangkan kepercayaan diri anak.
  10. Mendukung pengembangan semua aspek perkembangan
http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/
Lihat juga Contoh Penataan Ruang Kelas yang Baik Berikut ini !!

Cara menata alat bermain yang baik:

Dalam kurikulum 2013 PAUD cara menata alat bermain untuk pengelolaan kelas sangat penting diperhatikan mengingat penataan alat bermain yang tidak sesuai dapat menghambat kegiatan dan proses pembelajaran yang dilakukan. Penataan alat bermain juga harus memperhatikan kondisi dan keadaan sekolah dan kelas yang bersangkutan. Dalam menata alat bermain ini, Hal-hal penting yang harus diperhatikan dan disesuaikan dengan Sudut, Area, Sentra, Kelompok dengan Kegiatan Pengamanan. Berikut ini beberapa prinsip dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menata alat bermain menyantara lain :

Penataan alat bermain membangun:
  1. Kemandirian
  2. Kerapihan
  3. Keaksaraan
  4. Klasifikasi
  5. Matematika
  6. Sosial
  7. Bahasa
  8. Seni
  9. dll.
http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/
Hal yang harus diperhatikan dengan ruang luar:

Penataan Halaman:
  1. Luas area bermain. Standard internasional menetapkan 7m2 per anak
  2. Ruang bermain outdoor dipastikan tidak terdapat binatang yang menyengat
  3. Bak pasir harus ditutup bila tidak digunakan, dan dipastikan dalam kondisi kering agar tidak menjadi tempat berkembang biak binatang kecil.
  4. Area basah ditempatkan di luar, dekat dengan sumber air, lantai yang tdk licin, sanitasi terjaga baik agar air tidak menggenang.

 
Mainan di Luar Ruangan:
  1. Bebas dari bahan yang berbahaya
  2. Penataan sarana cukup luas bagi anak bergerak bebas, tidak perlu berdesakan.
  3. Ketinggian mainan sebaiknya tidak lebih dari 1.5 meter dan tingkat kemiringannya sekitar 40o
  4. Dasar seluncuran cukup lembut
  5. Dipastikan tidak mudah patah atau putus
  6. Dikontrol dan diperbaiki secara regular, Sebaiknya tidak terkena langsung terik matahari.
  7. Seluncuran, ayunan, jungkitan dan sarana bermain outdoor dalam kondisi baik dan catnya tidak mengandung toxic
  8. Jika bahan menggunakan kayu, dipastikan permukaan kayu licin untuk mencegah anak tertusuk serpihannya.


Pagar atau pembatas:
  1. Pagar pembatas area outdoor dengan tempat umum di luar lembaga diperlukan untuk memastikan bahwa anak-anak tidak bisa terdorong ke dalam situasi berbahaya.
  2. Desain dan ketinggian pagar harus sedemikian rupa untuk mencegah anak dapat keluar dengan cara merangkak di bawah
  3. Mekanisme penguncian harus disediakan untuk mengatasi potensi berbahaya ketika gerbang tidak ditutup.
  4. Pagar dapat menjadi sentra berkebun anak.
http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/
 

Toilet:
  1. Toilet anak terpisah dengan toilet dewasa. Untuk toilet anak tidak memerlukan slot kunci. Pintu toilet anak cukup setengah badan. Ruangan toilet dekat dengan kegiatan anak, agar mudah terawasi oleh guru.
  2. Tersedia sarana pembersih (sabun cair) dan pengering  tangan (tissue) untuk membiasakan kebiasaan pola hidup bersih dan sehat
  3. Pencahayaan ruang toilet cukup baik dengan sirkulasi udara yang baik pula agar tidak mudah tumbuh jamur dan bau.
Demikianlah bunda tentang cara atau prinsip prinsip dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam menata alat bermain berdasarkan kurikulum 2013 PAUD, semoga ringkasan materi pengelolaan kelas ini dapat bermanfaat khususnya bagi bunda, guru-pendidika PAUD dan mahasiswa bimbingan saya yang masih ingin mendalami materi pengelolaan kelas ini. Terimakasih.
http://paud-anakbermainbelajar.blogspot.co.id/
Share:

Minggu, 20 Maret 2016

INILAH YANG TEJADI JIKA ANAK TERLALU LAMA BERMAIN BALOK (BLOCK BUILDING)

PAUD-Anakbermainbelajar---Pembahasan tentang tema Balok ini sebenarnya sudah lama, dan sudah banyak sekali yang mengulasnya, yaitu tentang pentingnya bermain balok bagi anak usia dini. Sebetulnya pada artikel terdahulu sudah pernah juga Admin ulas, Tapi tidak ada-salahnya jika admint mengulang kembali dan meringkas lebih detil tentang manfaat dan pentingnya kegiatan bermain balok ini. Di lembaga-lembaga PAUD sudah menjadi sebuah ciri tersendiri jika kegiatan bermain balok itu merupakan salah satu kegiatan pokok untuk lembaga baik yang berbasis sentra maupun kelompok. Balok itu mempunyai tempat tersendiri di hati anak serta menjadi pilihan favorit sepanjang tahun, bahkan sampai tahun ajaran berakhir. Ketika bermain balok banyak temuan-temuan terjadi. Demikian pula pemecahan masalah yang terjadi secara alamiah. Bentuk konstruksi balok itu mulai dari yang sederhana sampai yang rumit dapat menunjukan adanya peningkatan perkembangan logika dan berpikir anak.

Ada beberapa fungsi dan manfaat bermain balok untuk ini antara lain :
  1. Pada kegiatan bermain balok, anak belajar melakukan aktivitas dengan prosedur dan tahapan kerja, Sistematika berfikir anak tentang bangun dan ruang anak terbentuk dengan lebih cepat dan lebih baik.
  2. Anak dapat belajar dan memiliki kemampuan untuk menyatukan sebuah perencanaan.
  3. Anak dapat terdorong dengan positif untuk bekerja dalam sebuah struktur bersama
  4. Kemampuan anak melakukan pemetaan (mapping) mendorong tumbuhnya kemampuan berpikir simbolik, sehingga mengembangkan juga kemampuan berbahasa anak menjadi lebih meningkat dan semakin terstruktur.
  5. Meningkatkan kemampuan anak dalam penyusunan pola (making patten), ini terjadi ketika anak dapat mengungkapkan berbagai jenis perbedaan pola-pola balok yang dibuat.
  6. Meningkatkan kemampuan kerjasama dan proses sosial ketika anak bersama-sama bekerja dalam satu tim untuk menyusun balok tersebut.
  7. Meningkatkan dan mempertajam kemampuan konsentrasi anak pada setiap kegiatan dan tugas yang dilakukannya.
  8. Mengembangkan kemampuan motorik halus anak pada tingkatan yang semakin baik, anak dapat mempergunakan hampir semua anggota tubuhnya ketika menyusun sebuah pola, bentuk dan ruangan yang sulit dalam rangkaian penyusunan balok yang lebih rumit.



Berikut ini yang tejadi jika kegiatan bermain balok dilaksanakan di PAUD :
  1. Daya penalaran anak akan bekerja aktif dan berkembang lebih cepat
  2. Konsep pengetahuan matematika akan anak temukan sendiri dalam tahap bermain balok
  3. Anak Menemukan konsep-konsep baru dan terkini,
  4. Anak akan menemukan dan mengenal nama bentuk, 
  5. Anak akan menemukan dan mengenal ukuran
  6. Anak akan menemukan dan mengenal warna
  7. Anak akan menemukan dan mengenal pengertian dan definisi sederhana
  8. Anak akan menemukan dan mengenal konsep sama atau tidak sama,
  9. Anak akan menemukan dan mengenal pemahaman tentang konsep seimbang.
  10. Anak juga akan mengerti tentang Sosialisasi menciptakan jiwa tenggang rasa dan berkomunikasi dengan baik.
  11. Pengetahuan sosial tentang lingkungannya juga dapat timbul, misalnya anak membangun gedung-gedung, kantor, rumah, stasiun, bandara dan secara imajiner membuat sebuah kota dengan hiruk pikuk kesibukannya.
  12. Begitu juga kemampuan berbahasanya timbul saat anak menyebutkan dan mendeskripsikan nama hasil kreasinya.
  13. Jiwa sosial dan kemampuan komunikasi juga berkembang ketika anak bermain balok bersama-sama dengan teman-teman sebayanya.

Anak usia dini yang berada pada tahap pra-sekolah, sangat menyukai kegiatan bermain balok ini. saking asiknya terkadang mereka lupa waktu. Ini lah saat yang tepat bagi pendidik dan orang tua untuk ikut membantu menstimulus perkembangan mereka, karena dalam kegiatan bermain balok ada aspek-aspek yang turut terbangun secara utuh. Baik aspek Kognitif, Afektif dan Motoriknya, Anak akan tumbuh dengan cerdas dan trampil jika perkembangannya didukung dengan main yang bermutu, salah satu main itu adalah dengan kegiatan bermain Balok di bawah arahan pendidik dan guru mereka di kelas.

Demikianlah bunda-ayah tentang manfaat bermain balok untuk anak usia dini, khususnya anak-anak kita di lembaga-lembaga PAUD. Semoga tulisan ringkas ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan kita, terimakasih sudah berkunjung kembali. Wassalam... 
Share:

Jumat, 18 Maret 2016

ALTERNATIF PENGGATI APE OUT DOOR UNTUK BERMAIN DI LUAR KELAS PAUD

PAUD-Anakbermainbelajar---Bagi Lembaga PAUD yang mempunyai dana lumayan besar, pengadaan Alat Permainan Edukatif Out Door atau APE luar memang tidak jadi masalah, tetapi bagi lembaga2 paud yang memiliki keterbatasan dana, juga kemampuan finansial peserta didiknya yg termasuk ekonomi kebawah, pasti sangat kesulitan untuk menyediakan APE luar yang sebagian mempunyai harga lumayan mahal ini, mengharap bantuan dari instansi terkait belum kunjung datang...

Pada dasarnya bermain diluar kelas dengan seperangkat APE Out Door atau APE Luar adalah menyajikan kegiatan main yang dapat memenuhi kebutuhan anak didik untuk membantu perkembangan jasmani, intelektual, emosional, dan sosial. Tugas Guru atau pendidik adalah memberi kesempatan kepada anak untuk memperoleh berbagai pengalaman bermain dengan menggunakan berbagai macam alat main dan memberi bantuan serta bimbingan pada saat-saat diperlukan.

Jangan berkecil hati bunda... kegiatan berikut mungkin dapat dilakukan untuk mengganti Permainan dengan APE Luar. Ajak anak main diluar dengan Kegiatan main yang sangat menarik ini, walaupun sederhana dengan media yang tersedia dari lingkungan, tetapi tentunya dapat mengasah dan mengembangkan beberapa kemampuan anak, baik aspek motorik, maupun kognitif dan kemampuan perkembangan bahasa anak Usia Dini di Lembaga PAUD Kita.


 
Gimana bunda?...Sederhana, mudah, murah tapi tidak murahan dan bermakna bukan ??
Share:

Sabtu, 05 Maret 2016

CARA MEMBUAT SENDIRI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) UNTUK PAUD-TK

PAUD-AnakBermainbelajar---Alat Permainan edukatif (APE) adalah alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Media Pembelajaran APE untuk anak Pada umumnya pengembangan APE berakar pada jenis permainan yang telah dikembangkan lebih dahulu oleh para pakar dari negara maju. Beberapa jenis APE merupakan hasil kreasi guru sediri yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan setempat. Berikut beberapa Jenis APE yang dirancang berdasarkan konsep Pendidikan anak usia dini.

Untuk kegiatan pembelajaran di PAUD dan Taman Kanak-kanak, Alat Permainan Edukati - APE juga dapat dipilih dan dirancang sendiri oleh guru-pendidik PAUD dengan memanfaatkan bahan dan media alternatif dari bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar kita. Dalam kenyataannya selama ini banyak guru dan pendidik PAUD sering kali tidak dapat memilih alat permainan edukatif yang tersedia. Kesulitan guru dalam memilih APE yang sesuai bukan disebabkan oleh ketidak mampuan guru dalam memilih, tetapi mungkin juga karena alat permainan yang sesuai atau yang diperlukan memang tidak tersedia.

Dalam kondisi seperti itu, guru diharapkan dapat merancang, mengembangkan, dan membuat sendiri APE yang diperlukan untuk pembelajaran di PAUD dan Taman Kanak-kanak. Menggunakan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai lagi atau bahan-bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar kita.


Berikut ini beberapa contoh APE, yang dibuat dari bahan-bahan dilingkungan sekitar kita, Beberapa APE yang sebagian besar di download dari Google ini memiliki konsep yang menarik, salah satunya konsep pengembangan keaksaraan untuk anak. Silakan bunda langsung disimak aja contoh Gambar APE di bawah ini:  

1. Permainan Tradisional dari Alam Sekitar










2. APE dari Bahan-bahan yang sudah tidak terpakai




Lihat APE Alat Permainan Edukatif untuk Aksara dan Angka Lainnya di Sini !!
Share:

Minggu, 17 Januari 2016

PERMAINAN BERHITUNG PERMULAAN DI TK PAUD

PENGERTIAN DAN TEORI PERMAINAN BERHITUNG DI TK PAUD

Berhitung adalah usaha melakukan, mengerjakan hitungan seperti menjumlah, mengurangi serta memanipulasi bilangan-bilangan dan lambang-lambang matematika, sedangkan untuk mengetahui tingkat kemampuan berhitung siswa digunakan metode tes.

Metode tes adalah serentetan pertanyan atau latihan atau alat lain yang digunakan pada lingkup perkembangan. Metode tes adalah termasuk metode non eksperimental. Berikut ini adalah metode-metode eksperimental antara lain :
a. Metode pengamatan, suatu cara untuk mencatat tingkah laku tertentu dari orang yang diamati dengan menggunakan pedoman observasi.
b. Metode survei, suatu metode yang digunakan untuk mempelajari beberapa masalah yang sulit dipelajari melalui metode pengamatan dan menggunakan kuesioner atau wawancara.
c. Metode klinis, suatu metode yang digunakan untuk mengamati seseorang di tempat khusus yang telah disediakan, sehingga dapat diketahui perilaku-perilaku dan pernyataan-pernyataannya yang spontan dengan tujuan paedagogis atau medis.
d. Metode angket, suatu cara dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pertanyaan yang diberikan kepada sejumlah orang yang harus dijawab, untuk kemudian dicari simpulan umum.
e. Metode wawancara, suatu cara untuk menggali pendapat, perasaan, sikap, pandangan, proses berpikir, proses penginderaan dan berbagai hal yang merupakan tingkah laku covert yang tidak dapat ditangkap langsung oleh atau melalui metode observasi.
f. Metode sejarah kehidupan, suatu metode yang digunakan untuk mengetahui tingkah laku seseorang dengan segala latar belakangnya. Melalui penelitian buku harian atau wawancara tentang masa lalu subjek.
g. Metode tes (pemeriksaan psikologis), suatu metode yang digunakan untuk memeriksa hal-hal yang tidak dapat diketahui dengan metode-metode lain, seperti IQ, kepribadian, arah minat, kecemasan dengan menggunakan tes psikodiagnostik.

Minat penelitian ilmiah tentang anak mendapat dorongan yang besar setelah G. Stanley Hall mengawali penelitiannya tentang konsep anak (1891) dengan tekanan bahwa anak bukan orang dewasa kecil. Pandangan ini diterima oleh murid-muridnya yang tidak lama kemudian diikuti oleh banyak psikolog dan ahli pendidikan.

Beberapa teori yang mendasari perlunya permainan berhitung di taman kanak-kanak sebagai berikut :

a. Tingkat perkembangan mental anak
Jean Piaget, menyatakan bahwa kegiatan belajar memerlukan kesiapan dalam pendidikan anak. Artinya belajar sebgai proses membutuhkan aktivitas baik fisik maupun psikis. Selain itu kegiatan belajar pada anak harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan.
Anak usia TK berada pada tahapan pra operasional kongkret dan berpikir intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda-benda didasarkan pada interprestasi dan pengalamannya (persepsi sendiri).

b. Masa peka berhitung pada anak
Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar. Apabila anak sudah menunjukkan masa peka (kematangan) untuk berhitung, maka orang tua dan guru harus tanggap, untuk segera memberikan layanan dan bimbingan sehingga kebutuhan anak dapat terpenuhi dan tersalurkan dengan sebaik-baiknya menuju perkembangan kemampuan berhitung yang optimal.

Anak usia TK adalah masa yang sangat strategis untuk mengenalkan berhitung di jalur matematika. Karena usia TK sangat peka terhadap rangsangan yang diterima dan lingkungan. Rasa ingin tahunya yang tinggi akan tersalurkan apabila mendapat stimulasi / rangsangan / motivasi yang sesuai dengan tugas perkembangannya.

c. Perkembangan awal menentukan perkembangan anak selanjutnya
Hurlock (1993) mengatakan bahwa lima tahun pertama dalam kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya. Anak yang mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik maupun psikis di awal perkembangannya diamalkan akan sangat melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

Dalam studi klinis sejak bayi hingga dewasa yang dilakukan oleh Erikson (dalam Elizabet B. Hurlock, 1978 : 26) menyimpulkan bahwa “masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, tempat dimana kebaikan dan sifat buruk akan berkembang mewujudkan diri, meskipun lambat tetapi pasti”.

Selanjutnya Erikson menerangkan, apa yang akan dipelajari seorang anak tergantung bagaimana orang tua memenuhi kebutuhan anak akan makanan, perhatian, cinta kasih. Sekali ia belajar, sikap demikian akan mewarnai persepsi individu akan masyarakat dan suasana sepanjang hidup.

Crumley.F.E. dkk, Gagne R.M. dan Smith, dkk (dalam Elizabeth B Hurlock, 1978 : 26) menunjukkan bukti bahwa sejarah anak yang mempunyai kesulitan penyesuaian sejak tahun-tahun prasekolah hingga sekolah menengah atau universitas telah memperlihatkan bahwa banyak diantara mereka sangat buruk penyesuaian dirinya pada masa kecil hingga tidak pernah dalam suatu kelompok atau mempunyai banyak teman. Sebagai tambahan, banyak diantaranya menderita kesulitan berbicara, sekolah, serta enuretik dan keluarga mereka menganggapnya sebagai “anak yang penuh masalah”. Dari studi riwayat anak nakal, Glueck (dalam Elizabeth B Hurlock, 1978 : 26) menyimpulkan bahwa remaja yang berpotensi menjadi nakal, dapat diidentifikasi sedini usia dua atau tiga tahun karena perilaku anti sosialnya.

Prinsip-Pinsip Permainan Berhitung permulaan
1. Permainan berhitung diberikan secara bertahap.
2. Penget dan ket pd permainan berhitung dibrkn scr bertahap.
3. Permainan brhtng akan berhasil jika anak diberi kesempatan berprtsp
4. Permainan brhtng membutuhkan suasana menyngkn dn rasa aman.
5. Bahasa yg digunakan seyogyanya yg sederhana.
6. Anak dikelompokkan sesuai dg tahap penguasaanya.
7. Dalam mengevaluasi hasil perkemb harus dimulai dari awal smp akhir

Landasan Teori Permainan Berhitung 

1. Tingkat perkembangan mental anak
Jean Piaget : Anak usia TK berada pada tahapan pra-operasional konkrit yaitu tahap persiapan kearah pengorganisasian pekerjaan yg konkrit dan berpikir intuitif dimana anak mampu mempertimbangkan tentang besar, bentuk dan benda-benda didasarkan pd interpretasi dan pengalamannya ( persepsinya sendiri ).

2. Perkembangan dipengaruhi oleh faktor kematangan dan belajar.
Apabila anak sudah menunjukan masa peka ( kematangan ) unt berhitung maka ortu dan guru TK harus tanggap.

3. Perkembangan awal menentukan perkembangan selanjutnya.
Hurlock( 1993 ) : Bahwa lima tahun pertama dlm kehidupan anak merupakan peletak dasar bagi perkembangan selanjutnya.Anak yg mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik mapun psikis di awal perkembangannya diramalkan akan dpt melaksanakan tugas perkembanganKonsep bentuk warna, ukuran dan pola (TPP Permendiknas 58 ).

Usia 4 – < 5tahun
1. Mengklasifikasikan berdasarkan bentuk atau warna atau ukuran
2. Mengklasifikasikan benda ke dalam kelompok yg sejenis atau kelompok yang berpasangan dengan 2 variasi
3. Mengenal pola AB-AB dan ABC-ABC
4. Mengurutkan benda berdasarkan variasi ukuran atau warna.

Usia 5 – < 6 tahun
1. Mengenal perbedaan berdasarkan ukuran “ lebih dari “ “ kurang dari “ dan “ paling ter “
2. Mengklasifikasikan benda berdasarkan bentuk dan ukuran ( 3 variasi )
3. Mengklasivikasikan benda yang lebih banyak ke dalam kelompok yg sama atau kelompok yg sejenis atau kelompok berpasangan yg lebih dari 2 variasi
4. Mengenal pola ABCD – ABCD
5. Mengurutkan benda berdasarkan ukuran dari paling kecil ke paling besar atu sebaliknya
tahapan penguasaan berhitung dijalur matematika yaitu :
1. Penguasaan konsep Pemahaman dan pengertian sesuatu dg menggunakan benda dan peristiwa konkrit, spt pengenalan warna, bentuk dan menghitung bilangan.
2. Masa Transisi
Proses berfikir yg merupakan masa peralihan dr pemahaman konkrit menuju pengenalan lambang yg abstrak, dimana benda konkrit itu masih ada dan mulai dikenalkan bentuk lambangnya. Dilakukan guru secara bertahap sesuai dg laju dan kecepatan kemampuan anak secara individual.
3. Lambang
Merupakan visualisasi dari berbagai konsep misalnya lambang 7 unt menggambarkan konsep bilangan tujuh, merah untuk menggambarkan konsep warna, besar unt menggambarkan konsep ruang dan persegi empat unt menggambarkan konsep bentuk.

Konsep berhitung yg harus dikenalkan kpd anak :
1. Korespondensi Satu Satu
Pertama mulailah dg mencoba-coba membilang dr tingkatan yg sangat sederhana.contoh : satu buku, satu pensil,dst.
2. Pola
Pola merupakan kemampuan unt memunculkan pengaturan sehingga anak mampu memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat bentuk 2-3 pola yg berurutan.
3. Memilah/menyortir/klasifikasi
pengelompokan berdasarkan atribut, bentuk, ukuran, jenis warna,dll.
4. Membilang
Menghafal bilangan merupakan kemampuan mengulang angka yg akan membantu pemahaman anak akan arti sebuah angka.contoh : 1 2 3 4 5 6 7 8………dst.
5. Makna angka dan pengenalannya
Setiap angka memiliki makna dr benda-benda/simbul-simbul = 3 bintang Dikenalkan pd bentuk-bentuk yg sama/tdk sama, besar kecil dsb.
6. Ukuran
Anak perlu mengalaman akan mengukur berat, isi, panjang dg cara mengukur langsung sehingga prosesmenemukan angka dr sebuah objek.
7. Dua hal ini merupakan bagian dr proses kehidupan sehari-hari.
Contoh :Waktu : 1 hari Ruang : Sempit 2 hari Luas
8. Penambahan dan pengurangan
2 hal dapat dikenalkan pd anak pra sekolah dg memanipulasi benda.
contoh : Penambahan  4+2= 6
contoh : Pengurangan 5-2=3

Konsep klasifikasi/pengelompokan
Kegiatan meletakkan benda- benda ke dalam sebuah kelompok dengan cara memilah benda- benda yang memiliki satu atau lebih ciri sama ( menyerupai )dan merupakan keterampilan dasar dalam membentuk pola grafik, bangun, ruang dan pengukuran
Jalur Matematika Di TK
1. Bermain pola
Anak diharapkan dpt mengenal dan menyusun pola-pola yg terdapat disekitarnya.Anak mampu membuat urutan pola sendiri sesuai dg kreativitasnya.
2. Bermain Klasifikasi
Anak diharapkan dpt mengelompokkan atau memilih benda berdasarkan jenis, fungsi, warna, bentuk pasangannya sesuai dg yang dicontohkan dan tugas yg diberikan oleh guru.
3. Bermain Bilangan
Anak diharapkan mampu mengenal dan memahami konsep bilangan, transisi dan lambang sesuai dg jumlah benda-benda pengenalan bentuk lambang dan dpt mencocokan sesuai dg lambang bilangan.
4. Bermain Ukuran
Anak diharapkan dpt mengenal konsep ukuran standard yg bersifat informal atau alamiah, seperti panjang, tinggi, dan isi melalui alat ukur alamiah, antara lain jengkal, jari, langkah, tali, tongkat
5. Bermain Geometri
Anak diharapkan dapat mengenal dan menyebutkan berbagai macam benda berdasarkan bentuk geometri dg cara mengamati benda benda yg ada disekitar anak mis lingkaran,segitiga,bujur sangkar, segi empat, segi lima,segi enam,setengah lingkaran,bulat telur (oval).
6. Bermain estimasi (memperkirakan)
Anak diharapkan dapat mengenal kemampuan memperkirakan (estimasi) sesuatu mis perkiraan terhadap waktu, luas jumlah ataupun ruang.Anak terlatih untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan yg akan dihadapi
Perkiraan waktu misalnya:
Berapa hari biji tumbuh
Berapa lama kita makan
Berapa lama anak dapat memantulkan bola
Berapa ketukan gambarnya selesai
Perkiraan jumlah:berapa jumlah ikan yg ada dalam aquarium.
Perkiraan ruang misalnya : Berapa anak bergandengan untuk dapat mengelilingi kelas ini.
7. Bermain Statistika.
Anak diharapkan dapat memiliki kemampuan untuk memahami perbedaan dalam jumlahdan perbandingan dan hasil pengamatan terhadap suatu obyek (dalam bentuk visual
PERSIAPAN MEMBACA MENULIS PERMULAAN
Melalui Permainan
TK Merupakan lembaga Pra akademik artinya :
  • Tidak mengemban tanggung jawab utama dalam membelajarkan ket membaca dan menulis, melainkan menjadi tanggung jawab lembaga SD
  • Pembelajaran persiapan membaca dan menulis di TK hendaknya diberikan secara terpadu dalam pengembangan Bahasa dan Motorik
  • Alur pemikiran tersebut tidak sejalan dg praktik kependidikan di TK maupun SD di Indonesia.Pergeseran tanggung jawab seolah olah telah bergeser dari SD ke TK.
Keaksaraan (Permendiknas 58)
► TPP Usia 4-5 tahun
1. Mengenal simbol simbol
2. Mengenal suara suara hewan / benda benda yang ada disekitarnya
3. Membuat coretan yang bermakna
4. Meniru huruf
► Usia 5-<8 tahun
1. Menyebutkan simbol simbol huruf yang dikenal
2. Mengenal suara huruf awal dari nama benda benda yang ada disekitarnya
3. Menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi / huruf awal yang sama
4. Memahami hubungan antara bunyi dan bentuk huruf
5. Membaca nama sendiri
6. Menuliskan nama sendiri.

Munculnya keaksaraan
Keaksaraan tidak hanya ditandai dengan kemampauan untuk anak membaca dan menulis huruf atau kata-kata, tetapi yang terpenting anak memahami setiap kata dan kalimat dalam tulisan.
Kata pertama harus bermakna bagi anak. Kata itu harus merupakan bagian dari dirinya. Harus merupakan ikatan yang organik, secara organik lahir dari dinamika hidup itu sendiri. Harus kata yang sudah menjadi bagian dari dirinya. Kata pertama, buku pertama harus dibuat oleh anak itu sendiri. Saya masuk kedalam otak anak, membawa keluar apa yang saya temukan disana dan menggunakannya sebagai bahan kerja pertama. Ini adalah kosakata penting bagi mereka.(Sylvia Ashton Warner-1963)
Apa itu Keaksaraan :
► Membangun kemampuan anak untuk mengenal huruf dan angka
► Pengetahuan yang dibangun dalam keaksaraan :
1. BAHASA
2. MATEMATIKA
3. KESADARAN LINGKUNGAN
Kemampuan yang diperlukan untuk menulis
► Mengenal bentuk
► Mengenal perbedaan bunyi huruf
► Mengenal rangkaian (pola)
► Kekuatan jari-jari tangan
► Kelenturan gerakan pergelangan tangan
► Anak akan benar-benar tertarik huruf dan angka saat mereka sudah pada tahap perkembangan usia empat tahun.
► Enam tulang pergelangan tangan yang diperlukan untuk menulis pada buku tulis, belum sepenuhnya berkembang sampai usia tujuh tahun.
Tujuan Konsep Bahasa
1. Menambah kosakata baru
2. Mendengar musik dan membedakan bunyi
3. Memahami dan mengikuti alur cerita
4. Menggunakan buku dan media
5. Menjadikan anak senang membaca, mendengar, dan menulis
TUJUAN
 Mendeteksi kemampuan awal membaca dan menulis anak(Perbedaan individual hasil intervensi )
 Mengembangkan kemampuan menyimak, menyimpulkan dan mengkomunikasikan berbagai hal melalui berbagai bentuk gambar dan permainan
 Melatih kelenturan motorik halus anak melalui bentuk permainan olah tangan dalam rangka persiapan membaca dan menulis
Perkembangan kemampuan berbahasa 4 – 6 tahun
• Mampu menggunakan kata ganti saya dalam berkomunikasi
• Memiliki berbagai perbendaharaan kata kerja, kata sifat, kata keadaan, kata tanya dan kata sambung.
• Menunjukan pengertian dan pemahaman tentang sesuatu.
• Mampu mengungkapkan pikiran, perasaan, dan tindakan dengan menggunakan kalimat sederhana.
• Mampu membaca dan mengungkapkan sesuatu melalui gambar.

PERKEMBANGAN POTENSI KEMAMPUAN BERBAHASA MUNCUL DITANDAI BERBAGAI GEJALA
 Senang bertanya dan memberi informasi tentang sesuatu hal
 Berbicara sendiri dg alat atau tanpa alat spt bboneka,mobil mainan dsb.
 Mencoret coret buku atau dinding
Gejala ini mrpkn tanda munculnya berbagai jenis potensi tersembunyi(hidden potency) menjadi potensi tampak (actual potency).Apabila tdk diberikan rangsangan potensi akan kembali menjadi potensi tersembunyi dan lambat laun berkurang hingga sel saraf mati. 

TAHAPAN PERKEMBANGAN MEMBACA
Melibatkan unsur Auditif ( Pendengaran ) dan Visual (Pengamatan ) Kemampuan membaca di mulai ketika anak senang membolak-balikbuku.
1. Tahapan Fantasi ( Magical Stage ).
Anak belajar menggunakan buku, membolak-balik buku, membawa
buku kesukaannya.Guru atau Ortu menunjukan contoh model
perlunya membaca, membacakan cerita.
2. Tahap Pembentukan Konsep Diri ( Self Concept Stage ).
Anak memandang dirinya sbg pembaca, pura-pura membaca,
memberi makna pd gambar.Ortu memberi rangsangan membacakan
sesuatu.
3. Tahap Membaca gambar ( Bridging Reading Stage ).
Anak sadar cetakan yg tampak dapat menemukan kata yg sudah di-
kenal, dapat mengulang cerita yg tertulis, sudah mengenal abjad.
Guru memberi kesempatan menulis sesering mungkin.
4. Tahap Pengenalan Bacaan ( Take-off Reader Stage ).
Anak mulai menggunakan tiga sistem isyarat ( graphoponic, semantic,
dan syntactic ) secara bersama-sama.Anak tertarik pd bacaan, mulai mengingat kembali cetakan pd konteknya, berusaha mengenal tanda-tanda pd lingkungan serta membaca berbagai tanda spt kotak susu, pasta gigi, atau papan iklan.Guru masih tetap membacakan sesuatu shg mendorong anak membaca sesuatu pd berbgai sesuatu, jgn memaksa anak membaca huruf secara sempurna.
5. Tahap membaca Lancar ( Independent Reader Stage ).
Anak dpt membaca berbagai jenis buku.Ortu dan Guru msh tetap
membacakan berbagai jenis buku.
Untuk memberikan rangsangan trhdp munculnya berbagai potensi
keberbahasaan maka permainan dan berbagai alat memegangperanan penting.

TAHAPAN PERKEMBANGAN MENULIS
Menulis merupakan ekspresi/ungkapan dr bahasa lisan ke dalam suatu bentuk goresan/coretan. Kegiatan awal menulis di mulai ketika anak pura-pura menulis dlm bentuk coretan sampai anak mampu menirukan bentuk tulisan sesungguhnya.
1. Tahap Mencoret atau Membuat Goresan ( Scrible Stage )
Anak mulai membuat tanda-tanda menggunakan alat tulisnya,
membuat coretan acak ( Tidak Teratur ),coretan sering kali
digabungkan seolah-olah tidak prnh lepas dr kertas.Ortu seharusnya
menyediakan jenis-jenis bahan unt menulis.Anak menganggap
goresan sbg tulisan.
2. Tahap Pengulangan secara Linear ( Linear Repetitive Stage ).
Anak menelusuri bentuk tulisan yg mendatar ( Horizontal ) atau
garis tegak lurus.
3. Tahap Menulis Secara Random/acak ( Random Letter Stage ).
Anak belajar tentang berbagai bentuk sbg suatu tulisan dan
menggunakan itu semua agar dpt mengulang berbagai kata dan
kalimat.Anak menghasilkan garis yg berisi pesan yg tdk mempunyai
keterkaitan pd suatu bunyi dr berbagai kata.
4. Tahap Berlatih huruf (menyebutkan huruf huruf)
Kebanyakan anak anak , biasanya tertarik huruf huruf yang membentuk namanya sendiri.
5. Tahap menulis Tulisan nama (letter-name writing or phonetic writing)
Anak mulai menyusun hubungan antara tulisan dan bunyi
Anak senang menuliskan nama pendek panggilan mereka melalui contoh yang mereka lihat dengan huruf huruf besar atau kecil.Semakin berkembangnya penguasaan kosa kata anak serta kemampuannya dalam berkomunikasidg orang lain akan berdampak terhadap fungsi kognitifnya.
6. Tahap menyalin Kata-kata yang ada di Lingkungan.
Anak menyukai menyalin kata-kata yg terdapat pada poster di dinding atau dari kantong kata sendiri.
7. Tahap Menemukan Ejaan
Anak usia 5-6 tahun ini telah menggunakan konsonan awal (L untuk Love) konsonan awal tengah akhir untuk mewakili huruf (DNS) pada kata dinosaurus
8. Tahap Ejaan Sesuai ucapan
Anak mulai dapat mengeja suatu tulisan berupa kata kata yg dikenalnya sesuai yg didengarnya.

PENDEKATAN PERMAINAN MEMBACA DAN MENULIS DI TK
Pendekatan Permainan Membaca.
1. Metode Sintesis
Didasarkan pada teori asosiasi, suatu unsur(mis huruf) akan bermakna bila dihubungkan dengan unsur lain(huruf lain) sehingga membentuk suatu arti. Permainan membaca ini dilakukan dg menggunakan bantuan gambar pd setiap kali memperkenalkan huruf, mis a disertai gambar ayam.
2. Metode Global
Didasarkan pada teori ilmu jiwa keseluruhan (gestalt).Keseluruhan memiliki makna yg lebih dibanding dg unsur-unsurnya.Kedudukan setiap unsur hanya berarti jika memiliki kedudukan fungsional dalam suatu keseluruhan. Contoh unssur “a”bermakna jika “a” ini fungsional dlm kata atau kalimat mis “ ayam berlari”Atas dasar ini Membaca permulaan pd metode global dimulai dg memperkenalkan kalimat,dipilih kalimat perintah agar anak melakukan hal yg ada dlm perintah tsb spt “ambil apel itu”.

Pendekatan Permainan Menulis
Dalam pengembangan kemampuan menulis, dalam hal ini untuk memperkenalkan huruf, anak diminta unt meraba dan menelusuri dg jarinya suatu huruf.Sebagai contoh ketika memperkenalkan tulisan dari huruf “a” yg terbuat dari bahan ampelas kasar di atas kertas.Agar anak dpt melatih kelenturan tangan, maka dpt dilatih unt mengisi lukisan dg garis ( mengarsir ) dan menebalkan.Kegiatan mengarsir tdk hanya dilakukan dg pensil hitam melainkan jg dg pensil berwarna.

Identifikasi Kemampuan Membaca dan Menulis
1. Permainan membaca
Meliputi kemampuan mendengar, melihat dan memahami, berbicara dan membaca gambar.
2. Permainan menulis
a. Persiapan menulis misalnya : meronce, mewarnai, menjahit,
melipat, menganyam, mencetak, membatik dsb.
b. Bentuk tulisan misalnya : mencoret ( menarik garis datar, tegak dsb)
Tulisan horisontal, menulis acak,menulis nama bil(mencontoh angka
1-10,mlis angka1-10)

PENGALAMAN-PENGALAMAN MOTORIK HALUS
• Penjepit besar digunakan untuk mengelompokkan bahan-bahan
Penjepit kecil digunakan dengan huruf kecil dari pasta
> Pensil–macam-macam ukuran
> Spidol dan krayon macam-macam ukuran
> Alat seperti obeng dan tang kecil digunakan untuk melepaskan bagian-bagian kecil
perkakas yang patah

Main Awal Keaksaraan untuk Bayi:
  • Anak pendengar aktif: mengajak anak bercakap-cakap pada setiap kesempatan; saat menyusui, memandikan, memberi makan, mengganti popok, membangunkan,
  • Anak pengamat teliti: bercakap dengan menggunakan mimik muka di depan muka anak sesuai dengan intonasi suara
  • Membuat permainan: membuat suara, meniup, bernyanyi,
  • Membolehkan anak untuk memegang sendok untuk makan dan memegang tempat minum saat anak makan
  • Melatih jari tangan dengan menjumput makanan kecil untuk dimakannya
  • Memasukkan benda ke wadah
  • Mendongeng
  • Membacakan buku buku 
Main yang mendukung keaksaraan untuk anak usia 1-2 tahun:
  • Bernyanyi lagu dengan irama sederhana yang diulang-ulang disertai gerakan sederhana
  • Mengajak anak berbicara dan mengenalkan nama benda dengan cara menempelkan kata di setiap benda
  • Membacakan buku yang sudah dikenal anak
Main yang mendukung keaksaraan untuk anak usia 2-3 tahun:
  • Bernyanyi lagu dengan irama sederhana yang diulang-ulang disertai gerakan sederhana
  • Membacakan buku yang sudah dikenal anak
  • Bertepuk tangan dengan ritme berulang, misalnya: plok plok – plok plok plok, plok plok – plok
  • Bermain tepuk tangan sambil menyebutkan nama anak, misalnya: A – ni – ta , A – ni , Mar – li – na , Sa – e – ful ,dst.
  • Merangkai dengan berbagai bentuk
  • Melibatkan anak saat membereskan mainan yang sudah digunakannya untuk mengenalkan klasifikasi.
  • Bernyanyi dengan gerak dan irama sederhana, dilakukan secara berulang-ulang
  • Membaca buku bersama anak secara berulang terus-menerus
  • Puzzle bentuk
  • Meronce
  • Menghadirkan buku-buku yang paling disukai anak.
  • Mengajak anak bertepuk tangan mengikuti irama
  • Menyebut nama anak dengan perlahan menurut suku katanya.
  • Bermain dengan berbagai bentuk
  • Bermain puzle tunggal
  • Melibatkan anak saat membereskan mainan
  • Memperkuat motorik kasar anak dengan membolehkan anak bergerak bebas,
  • Melatih kekuatan motorik halusnya dengan cara memegang, meremas, menjumput, menjepit, merobek kertas, dll.
  • Main keaksaraan untuk mendukung kemampuan membaca anak usia 4-6 tahun
  • Buku – buku – buku – buku
  • Membolehkan anak untuk memilih buku cerita yang diminatinya
  • Menuliskan nama anak, lalu anak menyusunnya dengan menggunakan kartu huruf
  • Menuliskan kegiatan yang dikerjakan anak
  • Mendiskusikan kata baru yang didapatkan dari buku bacaan.
  • Bermain menyelesaikan kata, misalnya bo + la = bola Menggabungkan kartu suku kata dengan mencocokkan kata yang telah dibuat kader
  • Memancing kartu huruf sesuai nama sendiri
  • Mencetak huruf dengan playdough sesuai dengan namanya
  • Mencari kartu yang bertuliskan nama temannya
  • Membaca puisi yang memuat kata-kata yang hampir sama hurufnya, misalnya Tari senang menari, Tari juga senang berlari, dst
  • Membuat cerita dari kumpulan kalimat yang diucapkan anak.
  • Menuliskan nama anak dengan mengubah huruf awal dengan huruf yang sedang diperkenalkan, misalnya mengenalkan huruf S, nama Kania jadi Sania,
  • Mengelompokkan nama binatang yang huruf depannya sama, misalnya katak, kura-kura, kadal, dst.
  • Melibatkan anak saat membereskan mainan yang sudah digunakannya
  • Bernyanyi dengan gerak dan irama sederhana, berulang-ulang
  • Membaca buku bersama anak, berulang terus-menerus
  • Puzzle bentuk
  • Meronce
  • Menghadirkan buku-buku yang paling disukai anak
  • Kegiatan yang mendukung kemampuan menulis anak 3-4 tahun
  • Membuat coretan pada kertas besar dengan crayon atau spidol.
  • Membuat coretan dengan batang kayu di tanah atau pasir
  • Melukis dengan cat jari
  • Menjepit biji-bijian atau buah-buahan terbuat dari kayu dengan wadah dan penjepit.
  • Mengocok air sabun dengan alat pengocok telur
  • Meremas: daun, koran bekas, parutan kelapa, ublek, tanah lempung, playdough, dll.
  • Mencetak playdough, tanah liat, pasir basah dengan cetakan huruf
  • Kegiatan menggunting
  • Main keaksaraan untuk mendukung kemampuan menulis anak usia 4-6 tahun
  • Menyediakan berbagai huruf, kata dan suku yang terkait dengan nama anak atau kata-kata yang sudah dikenal anak.
  • Melukis dengan kuas, dengan cat jari
  • Menjiplak huruf-huruf dengan menggunakan cetakan huruf
  • Menjiplak kata yang sudah ditulis guru
  • Mengingatkan anak untuk selalu menuliskan namanya pada setiap kertas kerjanya
  • Membuat buku dari kumpulan gambar anak dengan cerita yang ditulis anak
  • Membuat kata-kata yang paling sering diucapkan kader untuk ditunjukkan kepada anak saat kader menyebutkan kata tersebut, lalu anak menuliskannya. Misalnya kata ”terima kasih” ” maaf” ”tolong”.
  • Menyediakan kertas, pensil, craton, spidol warna di setiap tempat yang disukai anak.
  • Memberi kesempatan anak-anak untuk mengurutkan, mengklarifi-kasikan, menyusun pola, dan mengorganisasikan bahan serta menyediakan pengalaman awal menulis dan membaca.
  • Dirancang secara khusus untuk memperkuat keterampilan dan pengetahuan tersebut
Lima langkah yang harus diulang-ulang
• Pilih mainan yang diinginkan
• Selesaikan hingga tuntas
• Tunjukkan pada guru
• Rapikan kembali
• Pilih mainan yang lain.

AREA MASAK / SENTRA MASAK
Dalam area Masak atau sentra masak juga dapat dikembangkan secara utuh kegiatan yang terkait dengan keaksaraan dan berhitung permulaan. Sentra / Area ini sangat kental dengan keaksaraan (huruf, angka, bunyi, dll) dan sains. Dalam sentra masak terdapat beberapa hal pokok yang dapat meningkatkan perkembangan anak dalam hal keaksaraan dan angkanya yaitu antara lain:
Konsep matematika menjadi kegiatan yang nyata
Anak melihat banyak perubahan yang terjadi yang merupakan sebuah proses.
Anak memiliki wawasan yang memperkaya ruang pengetahuannya
Anak berkembang secara sosial dalam keterampilan aksaranya. dll.

Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber !!
Share:

Jumat, 11 Desember 2015

CARA MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN KREATIF UNTUK PAUD

A. Pengertian
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Menurut Heinich, Molenda, dan Russell (1993) media adalah saluran komunikasi.

Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima  sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat, serta perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi . Peran media dalam pembelajaran khususnya dalam pendidikan anak usia dini semakin penting  mengingat perkembangan anak pada saat itu berada pada masa berfikir konkrit.

Oleh karena itu salah satu prinsip pendidikan untuk anak usia dini harus berdasarkan realita, artinya bahwa anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu secara nyata. Dengan demikian dalam pendidikan untuk anak usia dini harus menggunakan sesuatu yang memungkinkan anak dapat belajar secara konkrit. Prinsip tersebut mengisyaratkan perlunya digunakan media sebagai saluran penyampai pesan-pesan pendidikan untuk anak usia dini. Seorang guru pada saat menyajikan informasi kepada anak usia dini harus menggunakan media agar informasi tersebut dapat diterima atau diserap anak dengan baik dan pada akhirnya diharapkan terjadi perubahan-perubahan perilaku berupa kemampuan-kemampuan dalam hal pengetahuan, sikap, dan keterampilannya.

Dari banyak pengertian tentang media pembelajaran, dapat kita ketahui bahwa ternyata yang disebut dengan media pembelajaran itu selalu terdiri dari dua unsur penting, yaitu unsur peralatan dan perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (messege/software).

B. Manfaat Media Pembelajaran
Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan memanfaatkan media dalam pembelajaran yaitu:
  1. Pesan/informasi pembelajaran dapat disampaikan dengan lebih jelas, menarik, kongkrit dan tidak hanya dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka (verbalistis).
  2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera. Misalnya objek yang terlalu besar dapat digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu dapat ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, dan lain-lain. Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.
  3. Meningkatkan sikap aktif siswa dalam belajar.
  4. Menimbulkan kegairahan dan motivasi dalam belajar.
  5. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara siswa dengan lingkungan dan kenyataan.
  6. Memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.
  7. Memberikan perangsang, pengalaman dan persepsi yang sama bagi siswa.

C. Prinsip Pembuatan Media Pembelajaran
Dalam pembuatan media pembelajaran ini ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan :
Media pembelajaran yang dibuat hendaknya multi guna. Multiguna di sini maksudnya adalah bahwa media tersebut dapat digunakan untuk pengembangan berbagai aspek  perkembangan anak. Contoh media pembelajaran tersebut adalah alat permainan dalam bentuk bola tangan. Bola tangan dapat digunakan untuk pengembangan motorik anak dengan cara anak menggunakannya untuk saling melemparkan bola tersebut. Selain untuk perkembangan motorik alat permainan tersebut bisa dikembangkan untuk pengembangan aspek kognitif/pengetahuan anak. Misalnya bola tersebut dirancang dengan menggunakan berbagai warna. Aspek perkembangan lain yang dapat dikembangkan melalui alat permainan tersebut adalah anak dapat mengenal berbagai macam bunyi-bunyian, dan lain-lain.

Bahan mudah didapat di lingkungan sekitar lembaga PAUD dan murah atau bisa dibuat dari bahan bekas/sisa. Membuat media pembelajaran sebenarnya tidak harus selalu dengan biaya yang mahal. Banyak sekali bahan-bahan disekitar kita yang dapat digunakan untuk membuatnya. Sebagai contoh bekas bungkus susu bubuk dapat kita gunakan untuk membuat kapal-kapalan. Keuntungan dengan menggunakan bahan-bahan bekas selain  bahan tersebut tidak kita buang, ada nilai pendidikan yang kita tanamkan kepada anak yang anak dilatih untuk bersikap hidup sederhana dan kreatif.

Tidak menggunakan bahan yang berbahaya bagi anak. Aspek keselamatan anak merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian guru sebagai pembuat media pembelajaran . Bahan-bahan tertentu yang mengandung bahan kimia yang berbahaya perlu dihindari oleh guru. Misalnya penggunaan jenis cat yang digunakan untuk mewarnai alat permainan tertentu sebaiknya yang tidak membahayakan mengandung bahan kimia yang berbahaya bagi anak.

Dapat menimbulkan kreativitas, dapat dimainkan sehingga menambah kesenangan bagi anak, menimbulkan daya khayal dan daya imajinasi serta dapat digunakan untuk bereksperimen dan bereksplorasi. Alat permainan konstruktif seperti balok-balok kayu merupakan salah satu contoh alat permainan yang cukup menarik dan menantang anak untuk berkreasi.

Sesuai dengan tujuan dan fungsi sarana. Tiap media pembelajaran itu sudah memiliki fungsi yang berbeda antara yang satu dengan yang lain. Guru harus menjadikan tujuan dan fungsi sarana ini sebagai bagian yang penting untuk diperhatikan

Dapat digunakan secara individual, kelompok, dan klasikal. Media pembelajaran yang dirancang harus memungkinkan anak untuk menggunakannya baik secara individual, digunakan dalam kelompok atau secara klasikal.

Dibuat sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Tingkat perkembangan anak yang berbeda berpengaruh terhadap jenis permainan yang akan dibuat oleh guru. Sebagai contoh puzel (kepingan gambar). Tingkat kesulitan dan jumlah kepingan gambar yang harus disusun oleh anak akan berbeda antara kelompok usia satu dengan kelompok usia lainnya.

D. Pengembangan  Media  Pembelajaran
Saat ini memang sudah banyak media  pembelajaran yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan yang secara khusus memproduksi media  pembelajaran, namun demikian tidak ada salahnya jika guru dapat membuat media  pembelajaran sendiri. Malah sangat dianjurlan guru untuk secara kreatif membuat media  pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan dan lingkungan sekitarnya.

Kemampuan lain yang harus dikuasai oleh guru selain mampu memilih media pembelajaran secara tepat adalah kemampuan dalam mengembangkan media pembelajaran. Kegiatan pengembangan ini banyak terkait dengan proses pembuatan media yang dilakukan secara sistematis dari mulai tahap perancangan/desain, produksi media, dan evaluasi. Tahapan-tahapan tersebut harus dilalui secara prosedural sehingga media yang dihasilkan memenuhi kualitas yang diharapkan.

Bila kita akan membuat suatu media pembelajaran untuk anak usia dini, maka diharapkan dapat melakukannya dengan persiapan dan perencanaan yang teliti. Secara umum langkah-langkah sistematik yang perlu dilakukan pada saat membuat rancangan media adalah sebagai berikut:
a) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
b) Merumuskan tujuan instruksional dengan operasional dan khas
c) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan
d) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
e) Membuat desain media
f) Melakukan revisi.

Untuk pembuatan media pembelajaran di PAUD ada beberapa hal penting yang harus kita perhatikan, salah satunya adalah tentang kriteria pemilihan media yang harus kita perhatikan. Keriteria pemilihan media meliputi hal-hal sebagai berikut :
  • Selaras dan menunjang tujuan pembelajaran di lembaga PAUD yang bersangkutan.
  • Kesesuaian materi yang diajarkan dengan media yang akan digunakan di PAUD
  • Kondisi subyek belajar kondisi ini bisa meliputi; usia.Sosial-budaya,lingkungan, geografis dll.
  • Ketersediaan bahan dan alat yang memadai di sekolah/lembaga PAUD ybs
  • Mendukung tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.
  • Biaya  yang dikeluarkan seimbang dengan hasil yang akan dicapai.

Contoh Rancangan Pembuatan Media Pembelajaran

Nama/Judul Media :
Metamorfosis Kupu-kupu
Sasaran :
     1.    Kelompok Usia 5 – 6 Tahun
Kemampuan yang dikembangkan :
1.  Moral & Nilai-nilai Agama :menyayangi ciptaan Tuhan, berfikir kritis, percaya diri, kreatifitas dll
  1. Sosial – Emosional : menunggu giliran untuk bermain (antre)
  2. Bahasa : Anak menyimak cerita, anak menceritakan kembali proses metamorphosis.
  3. Kognitif : membedakan warna, bentuk, menghitung, menyebutkan makanan ulat dan kupu-kupu, anak mampu mengurutkan objek.
  4. Seni : menyanyi sambil menari tentang lagu kupu-kupu, berimajinasi tentang kupu-kupu.
  5. Motorik ; menirukan gerak kupu-kupu,
Bahan :
       1.         Kertas warna
       2.         Kardus bekas
       3.         Kerta hvs

4.         Kacang hijau
5.         Sabut kelapa
6.         Kertas duplek

Alat :
1. Gunting
2. Pisau / Cutter

3. Lem
4. spidol

Cara membuat :
1.      Kardus bekas digunting ukuran 20x20 cm, dan dibungkus dengan kertas HVS.
  1. Membuat pola kupu-kupu, ulat, dan daun dengan menggunakan kertas warna, lalu ditempel pada kertas duplek lalu digunting sesuai pola.
  2. Untuk telur ulat digunakan kacang hijau yang ditempelkan pada pola daun.
  3. Untuk mempercantik gambar kupu-kupu ditambahkan bentuk-bentuk bulat atau bentuk geometric sesuai kreativitas dengan menggunakan kertas warna.
  4. Media dibuat dalam dua paket.
Cara menggunakan :
  1. Sebelum memperlihatkan gambar, guru bercerita tentang kisah kupu-kupu .
  2. Guru memperlihatkan gambar, kemudian menjelaskan bagaimana proses metamorphosis kupu-kupu, dengan mengurutkan gambar .
  3. Setelah anak memahami bagaimana proses metamorphosis, diadakan lomba untuk mengurutkan gambar sesuai urutan.
  4. Bagi anak yang paling cepat dan benar diberikan reward berupa bintang yang terbuat dari kertas.
Desain gambar :

 

Sumber: http://ipisumedang.blogspot.co.id/2012/12/pembuatan-media-pembelajaran-untuk-anak.html./ Dengan penambahan dan perubahan seperlunya!!.
Share:
Copyright © ANAK PAUD BERMAIN BELAJAR | Powered by Blogger