Lagu anak PAUD TK, Lagu pembelajaran PAUD

Rabu, 31 Desember 2014

CARA MENGENALKAN PEMBELAJARAN BERHITUNG PADA ANAK PAUD

PAUD-Anakbermainbelajar---Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh seorang guru pendidik PAUD dalam upaya pengenalan (deteksi) dini sampai sejauh mana kegiatan permainan berhitung dapat diberikan kepada anak. Pengenalan dini perlu dilakukan untuk menjaga terjadinya masalah kesulitan belajar karena belum menguasai konsep berhitung. Sebagai contoh terdapat banyak kasus dimana berhitung di jalur matematika seolah-olah menjadi sesuatu yang menakutkan bagi anak. 

Pada dasarnya kesenangan anak dalam penguasaan konsep berhitung dapat dimulai dari diri sendiri ataupun rangsangan dari luar seperti permainan-permainan dalam pesonal matematika (permainan tebak-tebakan, kantong pintar dan mencari jejak).

Ciri-ciri yang menandai bahwa anak sudah mulai menyenangi permainan berhitung
antara lain:
  1. Secara spontan telah menunjukan ketertarikan pada aktivitas permainan berhitung.
  2. Anak mulai menyebut urutan bilangan tanpa pemahaman.
  3. Anak mulai menghitung benda-benda yang ada di sekitarnya secara spontan.
  4. Anak mulai membanding bandingkan benda-benda dan peristiwa yang ada di sekitarnya.
  5. Anak mulai menjumlah-jumlahkan atau mengurangi angka dan benda-benda yang ada di sekitarnya tanpa disengaja.

Hal yang perlu diperhatikan:
  1. Apabila ada anak yang cepat menyelesaikan tugas yang diberikan guru, hal inii menunjukkan bahwa anak tersebut telah siap untuk diberikan permainan berhitung dengan tingkat kesulitan yang lebih tinggi.
  2. Apabila anak menunjukan tingkah laku jenuh, diam, acuh tak acuh atau mengalihkan perhatian pada hal lain, hal ini menunjukan bahwa telah terjadimasalah pada anak. Itu berarti, anak membutuhkan perhatian atau perlakuan yang lebih khusus dari guru.
Contoh Pola Bermain Tepuk Tangan :
1. Indikator : Bertepuk tangan dengan 3 pola (seni kelompok B)
2. Kegiatan : Bermain Tepuk Tangan
3. Tujuan : - Anak dapat bertepuk tangan dengan 3 pola secara berurutan
                  - Anak mampu membuat pola tepuk tangan tersendiri
4. Alat dan bahan : - Kedua belah tangan anak
5. Metode : - Demonstrasi
                    - Pemberian tugas
6. Langkah-langkah:
  • Guru mengajak anak untuk melakukan 2 pola tepuk tangan yaitu tepuk tangan didepan dada 1 kali, disamping telinga kiri 1 kali, disamping telinga kanan 1 kali. Demikian seterusnya sampai beberapa kali.
  • Anak diberi kesempatan untuk menciptakan 3 pola dalam bentuk lainnya.

Sumber : http://tunaspendidikan.blogspot.com/
Share:

Selasa, 30 Desember 2014

CARA MEMBUAT ORIGAMI LIPATAN KERTAS BENTUK PENSIL WARNA

Bunda sekalian-- kembali kita akan membuat origami atau melipat kertas untuk membuat permainan buat anak-anak di PAUD, kali ini kita membuat bentuk Pensil warna. Cara membuatnya sangat mudah seperti berikut ini :







Jika sudah selesai, maka akan terlihat seperti di bawah ini, tinggal kita kombinasikan dengan beberapa warna yang menarik. Nanti Bikin yang banyak ya..bunda, anak-anak pasti berebut mau membuatnya dan memainkannya.


Demikian cara membuat origami lipatan kertas bentuk pensil warna, semoga bermanfaat ya bunda, terimakasih atas kunjungannya di ;blog paud-anakbermainberlajar.
Share:

CARA MEMBUAT ORIGAMI MELIPAT KERTAS BAJU ANAK LAKI-LAKI


Bunda--Berikut ini kita akan membuat origami / lipatan kertas untuk anak-anak di PAUD dengan bentuk baju pakaian anak laki-laki. Mungkin nanti bisa digunakan sebagai media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran dengan Tema kebutuhanku, pada subtema Pakaian. Cara membuatnya sangat mudah seperti berikut ini :

Pertama persiapkan dulu alat dan bahannya, berupa kertas origami standar dan gunting, lalu ikuti langkah-langkah di bawah ini :






Potong Kertas
Potong kertas sesuai lipatan dengan membagi kertas sama besar antara kiri dan kanan, satu potngan kertas bisa digunakan untuk satu baju.














Nah tinggal melipat bagian bawah ke atas saja, gampang bukan, nanti bisa juga dibikin dari berbagai warna warni, biar bajunya banyak warnanya yang cantik seperti di bawah ini :




Demikian cara membuat origami lipatan kertas baju cowok anak-laki-laki, semoga bermanfaat. terimakasih.
Share:

Jumat, 26 Desember 2014

MEREMAS AWAL UNTUK ANAK BELAJAR MENULIS

Bunda, ketika anak pertama kali belajar memegang benda, dan meremas plastik misalnya adalah awal tanda-tanda anak belajar untuk memasuki tahapan menulis. Biarkan dan bantu anak dengan memberikan permainan yang mendukung kegiatan meremas untuk anak. Berikan sesuatu yang mengandung unsur pengenalan panca indra anak, misalnya benda yang mengandung tektur yang baik, berbunyi dan merangsang rasa ingin tahu anak.

Perkembangan motorik halus anak yang sudah mulai berkembang dapat dibantu dengan stimulus dari permainan sederhana, berupa barang-barang sederhana tapi aman untuk anak. Berikut beberapa benda yang dapat diberikan pada anak yang memasuki tahapan meremas ini seperti :
- Kantong Plastik, plastik es
- Kain lembut, kain planel
- Benang wol
- kertas  tipis
- dll

Selain bahan-bahan sederhana di atas, bisa juga anak diberikan mainan yang memang sudah diproduksi pabrikan dan ada dipasaran yang dijual khusus untuk permainan anak usia dini.

Intinya berikan anak kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengembangkan pengalaman dalam mengeksplorasi pengalaman main meremas ini. Hingga anak semakin terampil dan mudah untuk memasuki tahapan menulis selanjutnya.

Demikian bunda, tulisan paud- anakbermain belajar ini, semoga bermanfaat. terimakasih ya..wassalam..
Share:

Rabu, 24 Desember 2014

PERMAINAN AKTIF DAN PASIF PADA ANAK USIA DINI

Selain bentuk-bentuk permainan dalam ketegori permainan yang mendukung proses main bagi anak seperti dalam BCCT atau sentra. Secara ringkas juga permainan yang baik bagi anak ini dibagi menjadi dua kategori yaitu permainan aktif dan permainan pasif. Berikut ini permainan yang baik bagi tumbuh kembang anak seperti yang telah dilansir oleh situs meetdoctor.com, yang akan penulis ringkas sebagai berikut :


1. Permainan aktif.
 
Secara umum permainan aktif adalah permainan yang dilakukan oleh si anak secara bebas, dan spontanitas. Permainan aktif biasanya dilakukan oleh anak-anak sesuai dengan keinginan mereka, tidak ada aturan tertentu yang membatasi keasikan anak dalam bermain. Ketika anak-anak melakukan permainan ini secara tidaklangsung ia  akan melakukan sedikit pembelajaran dengan bereksperimen atau menyelidiki, mencoba, serta mengenal sesuatu hal-hal baru yang menurut mereka menarik untuk diketahui.Permainan aktif cenderung melibatkan anak secara langsung dengan mengaktifkan fisikomotorik anak dengan lebih intens.

Contoh Permainan Aktif :
Drama (dalam bentuk bermain peran Makro atau mikro)
Bermain Alat Musik
Mengoleksi Barang-barang Kesukaanya
Berolahraga
dll


2. Permainan Pasif

Permainan pasif adalah permainan yang dilakukan anak secara tidak langsung dengan kegiatan fisik yang berat untuk mendukung pengetahuan bagi anak. Permainan pasif cenderung hanya melibatkan anak dalam kegiatan mikro yang menggunakan fisik secara enteng saja. Namanya juga permainan Pasif, maka anak tidak aktif dalam gerak fisiknya.

Contoh Permainan Pasif :
Membaca
mendengarkan dongeng cerita
Mendengarkan musik dan lagu
Menonton Televisi Edukasi
dll.

Peranan pendidik PAUD dilembaga dan orang tua di Rumah, menjadi sangat penting manakala anak telah melakukan permainan baik permainan aktif maupun permainan pasif, kegiatan ini diharapkan dapat mempercepat proses anak untuk mencapai tumbuh kembangnya baik secara pisik, phisikis maupun kecerdasannya. Demikian bunda, ayah, tentang permainan aktif dan pasif pada anak, semoga bermanfaat. terimakasih.
Share:

Minggu, 21 Desember 2014

MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED) DALAM PEMBELAJARAN TERPADU TK-PAUD

Bunda--sekalian, Model jaring laba-laba "Webbed", merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik sebagai pusat pembelajaran yang dijabarkan dalam beberapa kegiatan dan/bidang pengembangan. Istilah ‘jaring laba-laba’ digunakan untuk nama model ini karena bentuk rancangannya memang seperti jala atau jaring yang dibuat oleh laba-laba, dengan tema yang dibicarakan sebagai pusat atau laba-labanya.

Model webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema sebagai dasar pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan multi disiplin ilmu atau berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema (Robin F.1991). Pada dasarnya menggunakan pendekatan tematik. Pendekatan ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema tertentu. Dalam Pembelajaran di PAUD, tema yang ditetapkan dapat dipilih antara guru dengan anak didik atau sesama guru atau anak didik sendiri. Setelah tema telah disepakati maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan matapelajaran yang lain.

Dari sub-sub tema ini direncanakan aktivitas pembelajaran yang harus dilakukan anak didik. keuntungan dari model pembelajaran terpadu ini bagi anak didik adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu pengetahuan yang berbeda. Contoh: anak didik dan guru memnentukan tema misalnya binatang, maka guru mengajarkan tema binatang itu ke dalam sub-sub tema misalnya binatang ait, Binatang darat, binatang terbang, binatang melata, binatang mamalia dll.

KELEBIHAN DAN KETERBATASAN MODEL JARING LABA-LABA

Beberapa kelebihan dari model jaring laba-laba ini adalah sebagai berikut:
  1. Model ini juga memudahkan anak untuk melihat berbagai kegiatan atau berbagai gagasan yang berbeda, namun saling terkait dalam satu tema.
  2. Model jaring laba-laba relatif mudah dilakukan para guru, termasuk guru TK pemula.
  3. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim karena semua anggota tim (guru) sebagai pengembang dapat bekerja sama untuk mengembangkan semua bidang/aspek pengembangan melalui satu tema saja sehingga tidak terjadi ketumpang tindihan dalam materi pembelajaran.
  4. Pendekatan tematik memberikan kejelasan ‘payung’ yang akan memotivasi anak maupun guru.
  5. Ada kekuatan motivasi yang berasal dari proses penentuan tema yang diminati oleh anak-anak.

Sedangkan keterbatasan model jaring laba-laba adalah sebagai berikut :
  1. Cukup sulit dalam memilih dan menentukan tema
  2. Guru cenderung merumuskan tema yang dangkal, kurang dieksplorasi atau digali lebih dalam.
  3. Guru tetap harus dapat memenuhi misi kurikulum baku..
  4. Sering kali guru lebih memperhatikan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dari pada pengembangan konsep.

Pembelajaran melalui pendekatan tematis seperti ini memang sangat sesuai untuk anak TK karena anak usia TK masih berpikir secara holistik, belum terperinci per bagian.
Jadi kekuatan pembelajaran dengan pendekatan tema secara umum adalah sebagai berikut :
  1. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak
  2. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
  3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna
  4. Mengembangkan keterampilan berfikir dengan mencoba memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi
  5. Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, bertoleransi, berkomunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

RANCANGAN PEMBELAJARAN TERPADU DI TK DENGAN MODEL JARING LABA-LABA (WEBBED)

Langkah awal dalam membuat rancangan pembelajaran model apapun terlebih dahulu harus mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator pada setiap kelompok

usia TK. Kompetensi inilah yang nanti akan menjadi acuan dalam pembelajaran, dengan pemilihan tema dan kegiatan yang sesuai.

A. MENGIDENTIFIKASI TEMA DAN SUB TEMA DAN MEMETAKANNYA

Tema memegang peranan penting dalam kegiatan pembelajaran di TK, yaitu untuk :
  1. Memudahkan anak memutuskan perhatian pada satu tema atau topik tertentu
  2. Memudahkan anak mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai bidang pengembangan dalam tema yang sama
  3. Meningkatkan pemahaman terhadap materi sehingga lebih mendalam dan berkesan
  4. Mengembangkan berbagai kompetensi bahasa dengan dengan lebih baik, dengan mengaitkan aspek pengembangan lain dan pengalaman pribadi anak
  5. Anak lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas
  6. Meningkatkan gairah belajar anak karena mereka dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, misalnya bertanya, bercerita, menulis deskripsi, menulis surat untukmengembangkan kemampuan berbahasa sekaligus bidang pengembangan lain
  7. Efisiensi waktu karena bidang pengembangan yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga kali pertemuan. Waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pemantapan atau pengayaan.

Agar tema dapat berperan dengan optimal, guru perlu memperhatikan rambu-rambu dalam pembelajaran berdasarkan tema atau pembelajaran tematis, yaitu sebagai berikut :
  1. Pembelajaran tematis dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan utuh
  2. Dalam pelaksanaannya perlu mempertimbangkan alokasi waktu setiap tema dan banyak sedikitnya bahan yang ada di lingkungan sekitar.
  3. Tema dipilih mulai dari lingkungan yang terdekat dengan anak
  4. Tema yang dihubungkan dengan hari-hari besar atau  istimewa, misalnya hari kemerdekaan, hari ibu, hari anak.

Selain itu, pemilihan tema yang akan digunakan dalam pembelajaran di TK dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai kriteria, yaitu tema tersebut disesuaikan dengan :
1. Minat anak
2. Minat guru
3. Kebutuhan anak
4. Hari besar nasional atau hari istimewa
5. Kurikulum sekolah

B. MENGIDENTIFIKASI INDIKATOR PADA SETIAP KOMPETENSI BIDANG PENGEMBANGAN MELALUI TEMA DAN SUBTEMA

Setelah menentukan jaring tema maka langkah selanjutnya adalah mengindentifikasi indikator pada berbagai bidang pengembangan yang disesuaikan dengan jaring tema yang

telah di buat. Namun, apabila ada indikator yang cukup sulit disesuaikan dengan jaring tema yang ada, kita tidak perlu memaksakan diri. Sebaliknya yang lebih diutamakan adalah tercapainya kemampuan tersebut, bukan keterlaksanaan jaring tema.

C. MENENTUKAN KEGIATAN PADA SETIAP BIDAN PENGEMBANGAN DENGAN MENGACU PADA INDIKATOR YANG AKAN DICAPAI DAN SUBTEMA YANG DIPILIH

Pada langkah ini, dari setiap indikator yang telah ditentukan perlu dipikirkan kegiatan yang sesuai dengan tema dan subtema.

D. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN MINGGUAN

Setelah kegiatan tersusun, selanjutnya kita perlu membuat rencana kegiatan pembelajaran untuk satu minggu yang biasanya disebut dengan Satuan Kegiatan Mingguan (SKM).
Model SKM yang biasanya di TK ada dua macam, yaitu dilihat dari sisi bentuk bagannya, dapat digunakan bentuk webbed atau bentuk matrik. Sedang dari sisi pengorganisasian kelasnya, terdapat model pembelajaran kelompok dan model pembelajaran berdasarkan minat.
Untuk SKM bentuk webbed  dengan model pembelajaran kelompok, bagannya bisa berupa jaring seperti pada langkah ke-3, dengan asumsi jaring tersebut akan dilaksanakan dalam 1 minggu.
SKM model pembelajaran kelompok ini dapat juga langsung ditampilkan dalam bentuk jaring per hari. Pada SKM bentuk ini, setiap bidang pengembangan, yaitu perilaku, bahasa, kognitif, fisik/motorik dan seni diusahakan dibagi secara merata dalam jumlah hari belajar.

E. MENYUSUN RENCANA KEGIATAN HARIAN

Setelah SKM disusun, selanjutnya kita perlu menjabarkannya dalam rencana kegiatan harian, yang biasanya disebut dengan Satuan Kegiatan Harian (SKH).

SKH terdiri dari dua model yang dapat digunakan, yaitu bentuk webbed dan bentuk matrik. Kelebihan SKH bentuk webbed adalah kita dengan mudah dapat melihat jenis kegiatan dalam satu hari secara keseluruhan, sedangkan kekurangannya adalah tahap demi tahap kegiatan sejak pembukaan sampai dengan penutup tidak akan terlihat. Sebaliknya, SKH bentuk matriks memudahkan untuk melihat tahap-tahap kegiatan dari pembukaan sampai dengan penutup, juga alat dan sumber belajar diperlukan, tetapi membutuhkan waktu cukup lama untuk membuatnya.

Demikian model jaring laba-laba (Webbed) dalam Pembelajaran terpadu TK dan PAUD, semoga bermanfaat, terimakasih.

Sumber: dirangkum dari berbagai sumber !!

Share:

Jumat, 19 Desember 2014

KOMPETENSI PENGAWAS KEPALA DAN TENAGA ADMINISTRASI PAUD 2014

Dalam Permendikbud No. 137 Tahun 2014 (Lampiran 3) tentang Kompetensi Pengawas, Kepala, Tenaga Adm PAUD, Kompetensi pengawas atau penilik PAUD mencakup kompetensi-kompetensi seperti; Kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi supervisi manajerial, kompetensi penelitian dan pengembangan, kompetensi supervisi akademik, dan kompetensi evaluasi pendidikan. Kompetensi Kepala PAUD mencakup kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan, dan kompetensi supervisi. Sedangkan Kompetensi Tenaga Administrasi PAUD memenuhi kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi manajerial. Lebih jelasnya tentang Kompetensi Kompetensi Pengawas, Kepala dan Tenaga Administrasi PAUD, secara lebih rinci dapat dilihat dalam uraian sebagai berikut:

KOMPETENSI PENGAWAS/PENILIK PAUD

A. Kompetensi Kepribadian
Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan bagi masyarakat dan pemangku kepentingan (stakeholder) pendidikan
Menunjukkan tanggung jawab dan komitmen dalam melaksanakan tugas profesinya sebagai penilik
Menunjukkan kreativitas dalam bekerja dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan tugas-tugas penilik
Menunjukkan rasa ingin tahu akan hal-hal baru tentang pendidikan dan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang menunjang tugas pokok dan tanggungjawabnya
Menunjukkan motivasi dan etos kerja yang menggambarkan perubahan pola pikir (mindset) dalam peningkatan mutu pendidikan

B. Kompetensi Sosial
Memahami karakteristik sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat
Mampu bekerja sama dengan berbagai pihak dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi penilik
Mampu berperan serta dalam kegiatan organisasi profesi penilik dan organisasi profesi lainnya
Memiliki kepekaan terhadap berbagai masalah yang terjadi pada masyarakat setempat
Menguasai masalah sosial kemasyarakatan dan cara pemecahannya

C. Kompetensi Supervisi Manajerial
Menguasai fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam penyelenggaraan satuan/program PAUD
Menguasai konsep, prinsip, metode dan teknik supervisi pendidikan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan satuan/program PAUD
Menguasai teknik penyusunan rancangan dan pelaksanaan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PAUD
Menguasai metode dan instrumen kerja untuk melaksanakan tugas pengendalian mutu dan evaluasi dampak program PAUD
Membina pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan/pogram PAUD berdasarkan prinsip-prinsip manajemen supervisi
Memahami pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan dan memanfaatkan hasilnya untuk membantu sekolah dalam mempersiapkan evaluasi diri sekolah, akreditasi sekolah dan peningkatan mutu sekolah
Menganalisis data hasil supervisi manajerial secara komprehensif
Menyusun laporan hasil supervisi manajerial secara komprehensif dan bermakna
Mengomunikasikan hasil supervisi manajerial kepada kepala sekolah dalam rangka peningkatan mutu manajemen sekolah

D. Kompetensi Penelitian dan Pengembangan
Menerapkan pendekatan, metode, jenis dan prosedur penelitian untuk mengembangkan program PAUD
Menentukan masalah yang penting untuk diteliti terkait dengan tugas kepengawasan dan pengembangan karir sebagai penilik
Menyusun karya tulis ilmiah berbasis penelitian dan non-penelitian bidang PAUD
Menerapkan langkah dan prosedur pelaksanaan penelitian tindakan
Menerapkan teknik penyusunan buku ajar, pedoman, dan petunjuk teknis untuk pelaksanaan pengendalian mutu satuan/program PAUD
Memanfaatkan hasil penelitian untuk pengembangan satuan/program PAUD
Membimbing kepala sekolah dan guru melakukan penelitian tindakan sekolah dan tindakan kelas serta publikasinya

E. Kompetensi Supervisi Akademik
Menganalisis konsep, prinsip dasar, dan teori perkembangan anak usia dini
Menganalisis konsep, prinsip dasar, metode dan teknik pengasuhan, pembelajaran, perlindungan anak usia dini
Membimbing pendidik PAUD dalam menyusun rencana kegiatan dalam pembelajaran
Membimbing pendidik PAUD dalam melaksanakan pengasuhan, pembelajaran, perlindungan anak usia dini
Membimbing pendidik PAUD dalam memilih, menggunakan dan mengembangkan alat permainan edukatif, media pembelajaran dan teknologi informasi untuk melaksanakan kegiatan pengasuhan, pembelajaran, perlindungan anak usia dini
Menganalisis hasil supervisi akademik secara komprehensif
Menyusun laporan hasil supervisi akademik secara komprehensif
Mengomunikasikan hasil supervisi akademik kepada guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran

F. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
Menerapkan konsep dan prinsip-prinsip penilaian pendidikan dan aplikasinya dalam satuan/program PAUD
Mengembangkan instrumen penilaian kegiatan anak usia dini
Memantau pelaksanaan pembelajaran dan menganalisis hasilnya untuk meningkatkan mutu satuan/program PAUD
Membimbing pendidik dan tenaga kependidikan PAUD dalam memanfaatkan hasil penilaian kinerja untuk peningkatan mutu pembelajaran
Mengevaluasi kinerja satuan pendidikan PAUD untuk melakukan pembinaan lebih lanjut

KOMPETENSI KEPALA PAUD
A. Kompetensi Kepribadian
Menunjukkan akhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan akhlak mulia bagi warga di satuan/program PAUD
Menunjukkan integritas kepribadian sebagai pemimpin
Menunjukkan keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala PAUD
Menunjukkan sikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi
Menunjukkan pengendalian diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai kepala PAUD
Menunjukkan bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan

B. Kompetensi Manajerial
Menyusun perencanaan satuan/program PAUD untuk berbagai tingkatan perencanaan
Mengembangkan organisasi satuan/program PAUD sesuai dengan kebutuhan
Memimpin satuan/program PAUD dalam pendayagunaan sumber daya nya secara optimal
Mengelola perubahan dan pengembangan lembaga menuju organisasi pembelajaran yang efektif
Menciptakan budaya dan iklim satuan/program PAUD yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran anak usia dini
Mengelola guru dan tenaga administrasi satuan/program PAUD dalam rangka pendayagunaan sumber daya manusia secara optimal

C. Kompetensi Sosial
Mengelola sarana dan prasarana sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan secara optimal
Mengelola hubungan satuan/program PAUD dan masyarakat dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/madrasah
Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional
Mengelola keuangan satuan/program PAUD sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien
Mengelola ketatausahaan satuan/program PAUD dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah
Mengelola unit layanan khusus satuan/program PAUD dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah
Mengelola sistem informasi satuan/program PAUD dalam mendukung penyusunan program dan pengambilan keputusan
Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) bagi peningkatan pembelajaran dan manajemen satuan/program PAUD
Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta merencanakan tindak lanjutnya
Menyelesaikan konflik internal secara bijaksana

C. Kompetensi Kewirausahaan
Melakukan inovasi yang berguna bagi pengembangan satuan/program PAUD
Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan satuan/program PAUD sebagai organisasi pembelajar yang efektif
Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah
Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi satuan/program PAUD
Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa satuan/program PAUD sebagai sumber belajar bagi anak usia dini
Kreatif mengembangkan usaha lembaga PAUD
Terampil memanfaatkan jejaring kemitraan
Memberdayakan potensi warga di sekitar satuan/program PAUD

D. Kompetensi Supervisi
Merencanakan program supervisi akademik
Merencanakan program supervisi manajerial
Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru PAUD
Melaksanakan supervisi manajerial terhadap tenaga administrasi sekolah
Menyusun laporan hasil supervisi akademik
Menyusun laporan hasil supervisi manajerial
Melakukan pembinaan berdasarkan hasil supervisi akademik guru untuk peningkatan profesionalisme
Melakukan pembinaan berdasarkan hasil supervisi manajerial tenaga administrasi sekolah untuk peningkatan kinerja

E. Kompetensi Sosial
Bekerja sama dengan pemangku kepentingan (stakeholder) satuan/program PAUD
Menunjukkan partisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan
Memprakarsai kegiatan yang mencerminkan kepekaan sosial
Peduli terhadap kebutuhan warga satuan/program PAUD
Melestarikan dan memberdayakan lingkungan satuan/program PAUD
Berkomunikasi secara santun dan efektif
Menunjukkan empati kepada sesama warga satuan/program PAUD

KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI PAUD

A. Kompetensi Kepribadian
Berakhlak mulia
Bersikap terbuka
Tekun dan ulet
Jujur dan bertanggung jawab
Bertindak konsisten dengannilai dan keyakinannya
Bertindak secara tepat
Memiliki etos kerja
Melakukan evaluasi diri

B. Kompetensi Profesional
Mengaplikasikan teknologi informasi dalam sistem administrasi pendidikan
Mendokumentasi data kelembagaan dengan menggunakan berbagai media
Memberi pelayanan administratif kepada pendidik dan tenaga kependidikan, serta orang tua peserta didik
Mengelola sarana dan prasarana satuan/program PAUD secara optimal
Memperlancar administrasi penerimaan peserta didik dan pengelompokkan peserta didik
Mengelola keuangan sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien
Mengelola ketatausahaan untuk mendukung pencapaian tujuan
Melindungi anak dari kekerasan

C. Kompetensi Sosial
Menjalin kerjasama dengan seluruh pendidik dan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan
Memberi layanan administratif dan informasi kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah
Bersikap transparan, terbuka, dan ramah dalam memberikan pelayanan
Memiliki kepekaan sosial
Bekerjasama dengan berbagai pihak untuk kepentingan satuan/program PAUD
Mengambil peluang untuk mengelola satuan/program PAUD secara berkesinambungan

D. Kompetensi Manajerial
Merencanakan program ketatausahaan secara mingguan, bulanan, dan tahunan
Melaksanakan program kerja secara terencana, rapi, dan terarsipkan Membuat laporan kegiatan administrasi bulanan dan tahunan
Mengelola dan mengembangkan satuan/program PAUD dalam pelayanan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan
Mengkoordinasi pendidik dan tenaga kependidikan lain dalam menjalankan tugas
Mengelola sarana dan prasarana sebagai aset lembaga.

Sumber : Permendikbud No. 137 Tahun 2014 (Lampiran 3).
Share:

KURIKULUM 2013 KURIKULUM BARU PAUD 160-137-146--2014

Bunda sekalian, sudah siapkan untuk melanjutkan pada perubahan baru, dengan kurikulum baru dan peraturan baru, mari kita lanjutkan dan ikuti hal-hal baru seperti di bawah ini :

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160 TAHUN 2014

Pasal 7
Satuan pendidikan anak usia dini melaksanakan Kurikulum 2013 sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangundangan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 11 Desember 2014
MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

ANIES BASWEDAN

Keterangan: Peraturan perundangundangan yang dimaksud adalah:

1. Permendikbud No.137 Tahun 2014 (Standar Nasional PAUD)
2. Permendikbud No.146 Tahun 2014 (Kurikulum 2013 PAUD)


Buku Biru Kurlas, buku kurlas
Download:
Permendikbud No.137 Tahun 2014 (Standar Nasional PAUD) di sini !! atau Lihat di sini !!
Permendikbud No.146 Tahun 2014 (Kurikulum 2013 PAUD) di sini !!  atau Lihat di sini !!

Kompetensi  Kompetensi Pengawas, Kepala, Tenaga Adm PAUD, dalam
Permendikbud No. 137 Tahun 2014 (Lampiran 3) . dapat dilihat di sini !!
Share:

Rabu, 17 Desember 2014

JENIS-JENIS PERENCANAAN DI TK TAMAN KANAK-KANAK

Pembelajaran TK Taman-kanak-kanak Pembina
Ada beberapa macam bentuk perencanaan pembelajaran yang harus disusun dan dilakukan di TK- Taman Kanak-kanak, yaitu :

1. Perencanaan Tahunan dan Semester
Setiap awal melaksanakan kegiatan pembelajaran di TK ada perencanaan yang harus dilaksanakan setiap tahun dan semester. Dalam perencanaan tahunan sudah ditetapkan dan disusun kemampuan, keterampilan dan pembiasaan-pembiasaan yang diharapkan tercapai untuk satu tahun. Selain itu juga memuat tema-tema yang telah disesuaikan denga aspek-aspek perkembangan dan minat anak. Contohnya dapat dilihat pada halaman berikutnya.

2. Program Semester
Program semester ini adalah program tahunan yang dibagi ke dalam 2 semester sebagai acuan untuk menentukan SKM dan SKH yang akan diterapkan di lembaga TK masing-masing.

3. Satuan Kegiatan Mingguan (Perencanaan Mingguan)
Satuan kegiatan mingguan berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan-kemampuan yang telah direncanakan untuk satu mingguan sesuai dengan tema minggu itu. Penjabaran tema dari kurikulum yang telah ditentukan di bagi dalam satuan mingguan yang harus dicapai ketuntasannya.

4. Satuan Kegiatan Harian (Perencanaan Harian)
Satuan kegiatan harian atau perencanaan harian merupakan perencanaan pembelajaran untuk setiap hari dibuat oleh guru, dijabarkan dari SKM. Satuan Kegiatan Harian, merupakan acuan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dalam Perencanaan harian terdapat implikasi dari penjabaran Indikator dan pencapaian kompetensi terntu untuk anak dan guru pendidik.

Demikian ringkasan Jenis-jenis perencanaan di TK Taman-kanak-kanak, semoga bermanfaat. terimakasih.
Share:

PAUD ADALAH PRIMADONA DAN PROGRAM PRIORITAS

PAUD, TK, Program Dirjen PAUD
Di jajaran Dirjen PAUDNI, PAUD merupakan primadona dari Direktorat jenderal PAUDNI. Pemerintah mengakui dan menerangkan bahwa PAUD  adalah salah satu program prioritas dari kemendikbud, semenjak terikat oleh komitmen kesepakatan internasional, yaitu Kesepakatan Dakkar tahun 1990. Visi Kemendikbud tahun 2015 adalah mewujudkan insan Indonesia yang cerdas dan sehat. Maksudnya bukan hanya mencetak anak-anak yang memiliki kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan juga memiliki jiwa kompetitif, sehingga mereka siap terjun ke masyarakat dengan segala tantangannya di masa depan.

PAUD adalah pendidikan anak usia 0 - 6 tahun. Meski masih ba nyak masyarakat yang tidak memasukan anaknya di PAUD pada usia 2 tahun pertama, diharapkan setidaknya anak-anak harus didorong untuk masuk TK. "Ke depan, kita berusaha supaya TK menjadi satu pendidikan yang formal. Bahkan sekarang sudah menjadi PAUD formal.

Semua aspek yang berkaitan dan bersentuhan langsung dengan PAUD, menjadi sasaran prioritas dalam hal peningkatan mutu PAUD. Salah satu yang harus dilakukan adalah meningkatkan kualifikasi para pendidikan PAUD. Target yang diharapakan di tahun 2020 semua guru TK harus memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1.

Sumber : Dirjen PAUDNI 2013
Share:

Jumat, 12 Desember 2014

PENGERTIAN DAN MANFAAT MAIN SENSORIMOTOR

Pengertian Main Sensorimotor
 
Main Sensorimotor adalah kegiatan dimana anak-anak bermain dengan menggunakan seluruh panca indra mereka. Pada tahap ini anak-anak mendapat kesempatan untuk berhubungan dengan alat, orang maupun lingkungan yang ada disekitarnya.

Kegiatan main sensorimotor nampak jelas pada anak yang baru lahir sampai usai 2 tahun, dimana anak mendapat pengalaman belajar melalui alat indera mereka. Misalnya memasukan buku ke dalam mulut, menendang menarik sesuatu.

Kegiatan main sensorimotor, pada usia 3-6 tahun dapat dijumpai di semua kegiatan main yang ditata di sentra-sentra. Selama anak berhubungan dengan kegiatan yang melibatkan seluruh indera, misalnya dengan main mengosongkan, mengisi, menendang, maka anak sedang dalam tahap menguatkan panca indra.

Bila seluruh indera bekerja secara maksimal maka anak akan mampu menyerap seluruh informasi yang berguna untuk mengoptimalkan potensi dalam dirinya.

Tujuan Main Sensorimotor

Main sensorimotor bertujuan untuk memberikan rangsangan secara terus menerus melalui kegiatan bermain yang melibatkan panca indra agar potensi anak bekembang secara optimal.

Pengalaman Main Sensorimotor

Pengalaman main sensorimotor dapat terpenuhi bila :
  1. Anak diberi kesempatan untuk berhubungan dengan bermacam-macam bahan dan alat permainan, baik di dalam maupun di luar ruangan
  2. Anak diberi kesempatan bergerak bebas, bermain di halaman atau di lantai atau ditempat yang aman dan nyaman.
  3. Memberi kesempatan pada anak untuk berhubungan dengan banyak tekstur (permukaan halus-kasar, licin-kesat dan lain-lain).

Manfaat Main Sensorimotor

Beberapa manfaat main sensorimotor :
  1. Panca indera anak dirangsang untuk mendapat informasi, ketika anank bersentuhan dengna orang lain, alat main, dan dirinya sendiri serta lingkungan sekitarnya. Misalnya anak dapat menemukan perbedaan kasar dan halus dengan menggunakan indera peraba. Contoh: anak memegang alat main, daun, pepohonan, batu-batuan, bersalaman dengan teman dan dengan pendidik, dan lain-lain.
  2. Kemampuan anank untuk melakukan gerakan yang lebih terarah dan bermakna semakin berkembang. Contoh bayi menggeliat menjauhkan diri karena karena terkena benda dingin, anak melukis dengan jari.
  3. Mempertebal sambungan antar neuron (pusat syaraf) melalui penglihatan, bunyi, perasaan, bau, dan pengecapan akan memperlancar hubungan antar neuron. Contoh : Anak dilibatkan dalam kegiatan memasak, menyapu, mencuci, melipat pakaian, berdiskusi tentang rasa makanan dan minuman, dan lain-lain.
Tahapan Sensorimotor

a. Sensorimotor 1

Anak mengulang beberapa gerakan saat bermain untuk menikmati hasil yang ditimbulkan dari gerakan tersebut. Saat bermain anak tidak menggunakan alat bermain, hanya menggunakan anggota tubuh.
Contoh :
1. Memercikkan air dengan tangan
2. Menepuk pasir
3. Bertepuk atau melambaikan tangan

b. Sensorimotor 2

Anak terlibat dalam pengulangan tindakan dengna menggunakan benda/alat. Tindakan yang sama diulang-ulang untuk

melihat, mendengar atau merasakan kembali.
  1. Anak memukul-memukul sesuatu di meja berulang-ulang untuk menikmati suaranya.
  2. Anak mencelupkan saringan ke bak air dan memperhatikan air mengalir kembali ke baknya
  3. Memukul-mukul sekop dalam pasir
  4. Menuangkan air dari wadah melalui tangan

c. Sensorimotor 3

Anak melakukan kegiatan berulang-ulang kegiatan yang merupakan sebab akibat sederhana yang memiliki tujuan tertentu.
Contoh :
  1. Anak memiliki tujuan mengisi wadah menggunakan sekop dengan tujuan mengisi wadah tersebut.
  2. Menuangkan air ke dalam teko dengan tujuan mengisi penuh teko tsb.
  3. Menyembunyikan dan menemukan benda di dalam air/pasir
  4. Menyusun berbalok-balok ke atas, kemudian merebohkan kembali.

d. Sensorimotor  4

Anak mengulang beberapa kali usaha coba-coba dengan suatu tujuan memalui berbagai cara.

Contoh :
  1. Anak mengisi teko dengan air, kemudian menuangkannya ke dalam wadah berbagai ukuran.
  2. Anak menggunakan sendok, sekop dan tangan untuk menuang beras atau pasir ke dalam botol yang disediakan
Demikian bunda sekalian, tentang pengertian dan manfaat main sensorimotor, semoga bermanfaat, terimakasih yang atas kunjungannya. wassallam...

Sumber : Disarikan dari Buku Panduan Main Sensorimotor Direktorat Jenderal PAUDNI 2013
Share:

PENGERTIAN PARENTING ATAU PENDIDIKAN KEORANGTUAAN

Pertemuan Parenting,
Parenting Metting PAUD RBS
Pada dasarnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan anak Usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun (0-6 tahun) yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohan agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Keorangtuaan adalah peran perawatan, pengasuhan, perlindungan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga terhadap anak usia dini (0-6 tahun). Dimana masa-masa usia anak 0-6 tahun ini adalah masa-masa penting "Golden Age", maka peran orang tua menjadi teramat penting sebagai ujung tombak dari pendidikan dan pengasuhan anaknya.

Jadi dapat ditarik suatu pengertian bahwa :
" Pendidikan keorangtuaan adalah upaya peningkatan/ penguatan, pengasuhan, perlindungan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh keluarga untuk mendukung pembelajaran anak usia dini di lembaga Paud.

Sumber: Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Keorangtuaan (Parenting) Dirjend PAUDNI 2013.

Lihat juga : Cara dan Langkah-langkah pelaksanaan Parenting di sini !!
Share:

Kamis, 11 Desember 2014

METODE PEMBELAJARAN UNTUK PERKEMBANGAN EMOSI ANAK DI PAUD

Bunda pendidik PAUD sekalian, dalam kegiatan pembelajaran sangat dibutuhkan sebuah metode yang dapat membantu anak dalam perkembangan emosinya. Untuk membantu proses perkembangan emosi pada anak usia TK, sebagai seorang pendidik ,bunda dapat melakukan beberapa metode pembelajaran seperti berikut ini:

1. Bernyanyi dan bermain musik
Bermain musik bagi anak sangat penting dan memberikan pengaruh yang cukup kuat dalam pengembangan emosinya. Mahmud (1995) mengatakan bahwa musik dapat menimbulkan rasa kesatuan dan persatuan, rasa kebangsaan, rasa keagamaan, rasa kagum, rasa gembira, dan sebagainya.
Cambell (2001) mengatakan bahwa musik dapat mengangkat suasana jiwa seseorang melalui musik, kasih sayang serta doa di dalam diri seseorang dapat dibangkitkan.


2. Bermain peran

Bermain peran adalah permainan yang dilakukan anak dengan cara memerankan tokoh-tokoh, benda-benda, binatang, ataupun tumbuhan yang ada disekitar anak.
Dalam permainan ini anak dapat mengembangkan kemampuan sosial emosional. Anak dapat mengekspresikan berbagai macam emosinya tanpa takut, malu ataupun ditolak oleh lingkungannya. Harley (2000) mendefinisikan bermain peran yaitu: “bermain peran adalah bentuk bermain bebas dari anak-anak yang masih muda. Adalah salah satu cara bagi mereka untuk menelusuri dunianya, dengan meniru tindakan dan karakter dari orang-orang yang berada disekitarnya.


3. Bercerita 

Melalui bercerita anak dapat mengembangkan imajinasinya menjadi apapun yang dia inginkan. Dalam cerita seorang anak dapat memperoleh nilai yang banyak dan berarti bagi proses pembelajaran dan perkembangannya, termasuk didalamnya perkembangan emosi dan sosialnya. Bercerita dapat juga berfungsi sebagai alat untuk mendukung proses pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan dan nilai pada anak.

 
4. Permainan Hand Puppet
Hand Puppet atau permainan dengan menggunakan boneka tangan. Dengan adanya manfaat yang cukup besar dalam mengekpresikan emosi, sebagian besar terapis telah menggunakan permainan Hand Puppet ini untuk terapi. Dengan permainan ini, anak-anak yang mengalami permasalahan emosional pun dapat terbantu. 


5. Latihan relaksasi dan meditasi dengan musik
Berdasarkan hasil penelitian, Rachmawati (1998) mengatakan bahwa proses relaksasi yang dilakukan pada anak, cukup efektif untuk latihan pengenalan emosi diri mereka sendiri atau terbentuknya keterampilan emotional awarness. Aktivitas meditatif dengan musik dapat membantu proses katarsis, dimana individu mengeluarkan emosi-emosi yang ditekan, menciptakan ketenangan, dan meningkatkan produktivitas pembelajaran pada anak.


6. Bermain gerak dan lagu

Bermain gerak dan lagu merupakan aktivitas bermain musik sembil menari. Anak-anak sangat menyukai permainan ini terutama jika kita memodifikasi lagu-lagu yang diperdengarkan. Penanaman nilai-nilai dalam lagu-lagu anak yang mengandung nilai-nilai moral yang baik sangat mendukung terhadap perkembangan emosi dan sosial anak.


7. Permainan Feeling band

Menurut Newcomb (1994) permainan Feeling band atau band perasaan adalah per-mainan membunyikan instrumen musik sesuai dengan ekspresi perasaan. Alat musik yang digunakan sebaiknyajenis perkusi sehingga anak lebih mudah menggunakan.


8. Demonstrasi

Demonstrasi adalah kegiatan memberi contoh atau memperhatikan secara langsung dalam melakukan suatu perbuatan atau perilaku. Dalam demonstrasi terkandung unsur showing, doing, and telling, yaitu perlihatkan, lakukan, dan katakan sebagaimana yang dipaparkan Moeslichatoen (1999).


9. Permainan personifikasi

Permainan personifikasi adalah permainan yang dilakukan dengan cara meniru gerakan binatang atau tumbuhan seolah-olah mereka hidup dengan cara hidup manusia. Dengan permainan ini anak mengalami pengalaman belajar yang sangat baik, sebagai sebuah pengetahuan dan pengalaman baru tentang dunia yang dihadapinya, sehingga anak dapat menentukan sikap yang baik untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

Demikian beberapa metode yang dapat membantu dalam perkembangan emosi anak, semoga bermanfaat untuk bunda sekalian dalam aktivitas mengajarnya di lembaga PAUD masing-masing. Terima kasih Sudah berkunjung ke blog ini, silakan membaca artikel-artikel kami yang lain di sini !!

Sumber : Dirangkum dari berbagai sumber !!
Share:

Senin, 08 Desember 2014

CARA MENGATASI RENDAH DIRI PADA ANAK USIA DINI

Kita sering menemukan anak yang mengalami masalah rendah diri, yang berakibat pada kemampuannnya untuk bersosialisasi dengan teman-teman dan lingkungannya. Anak yang mengalami rendah diri atau dalam bahsa sehari-hari disebut dengan minder, berkaitan dengan perasaan tidak berharga dan kurang penghargaan terhadap diri sendiri, yang juga berpengaruh terhadap motivasi, sikap, dan tingkah laku anak.  Menurut Schaefer & Millman, (1981) ada sejumlah hal yang dapat kita lakukan untuk membantu dalam mengatasi rasa rendah diri anak ini yaitu :

1.  Meningkatkan pemahaman diri anak
Pendidik dapat memberikan penjelasan dan pemahaman kepada anak bawa dalam kehidupan ini tidak ada orang yang sempurna, setiap orang pasti memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

2.  Mendukung kompetensi dan kemandirian anak
Anak perlu dilatih untuk melakukan keterampilan yang sesuai dengan usianya dan dijamin bahwa anak akan memperoleh perasaan aman dalam proses menguasai keterampilan tersebut.

3.  Menyediakan kehangatan dan penerimaan
Pada diri anak rasa harga diri yang tinggi dioperoleh jika anak merasa dirinya diterima. Dukungan emosiona menjadi sangat penting karena pada dasarnyan anak membutuhkan perasaan aman.

4.  Fokus pada Hal-hal Positif yang dapat dilakukan Anak
Sebagai guru pendidik dan orang tua, kita perlu jeli dan cermat dalam mengenali dan mendukung kekuatan atau kelebihan anak. Perhatian sebaiknya lebih besar dicurahkan pada kelebihan anak, bukan pada kekurangan dan kelemahan anak.

5.  Menyediakan pengalaman yang konstruksi
Rencanakan dan lakukan kegiatan-kegiatan dengan cara-cara yang tepat untuk menjamin agar anak mau berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

6.  Meningkatkan rasa percaya diri anak
Pada diri anak peningkatan kepercayaan diri dapat terjadi karena pengalaman yang terjadi berangsur-angsur secara berulang-ulang. Usahakan penugasan dan kegiatan yang diberikan pada anak  yang sebisa mungkin dapat diselesaikan oleh anak.

7.   Memberikan Reward (Penghargaan).
Setiap kali anak menunjukan sikap optimis dan tidak mudak berkecil hati,  beri anak reward yang dapat mendukung dan memperkuat perilakunya. Rewad ini dapat berupa penghargaan misalnya pujian, nilai bintang, atau sesuatu yang sangat disukai anak.

Demikianlah cara  Mengatasi Rendah Diri Pada Anak, semoga bermanfaat untuk orang tua dan bunda pendidik sekalian dalam rangka mendukung kemampuan perkembangan fisik dan mental anak dilembaga PAUDnya masing. masing. wassalam.....

Sumber : Schaefer & Millman, (1981), Bahan penataran TOT PAUD 2009
Share:
Copyright © ANAK PAUD BERMAIN BELAJAR | Powered by Blogger